TEMPO.CO, Jakarta - PT Supra Boga Lestari, induk jaringan ritel Ranch 99 Market, berencana menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) pada kuartal kedua tahun ini. "Rencananya Mei," ujar Direktur Utama PT Supra Boga, Nugroho Setiadharma, usai paparan singkat perusahaan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis 1 Maret 2012.
Perusahaan akan melepas 20 hingga 30 persen saham dari total saham yang disetor penuh. Nilai IPO itu, menurutnya, bakal mencapai Rp 200-300 miliar.
Dana yang diperoleh dari hasil IPO, kata Nugroho, sebagian besar akan digunakan untuk menambah gerai Ranch Market. Sedangkan sebagian lagi dipakai untuk modal kerja perusahaan. "Sepertinya 60 persennya digunakan untuk tambah gerai. Sisanya modal kerja," tuturnya.
Sampai saat ini, Nugroho mengatakan, terdapat 14 gerai Ranch Market yang tersebar di wilayah Jabodetabek dan Surabaya. Perusahaan menargetkan setidaknya memiliki 30 gerai hingga 2014 mendatang.
Tahun ini perusahaan pun mulai ekspansi di luar Jawa. Sepanjang 2012 perusahaan akan menambah lima gerai lagi di Jawa dan juga Balikpapan, Kalimantan Timur. "Kami melihat Kalimantan cukup bagus karena di sana adalah tempat tambang," katanya.
Selain Kalimantan, perusahaan juga melihat potensi penambahan gerai di Bali. "Pokoknya tahun ini kami mencoba melihat di luar Pulau Jawa," kata dia.
Dia menjelaskan, setiap gerai dibangun di lahan 700 hingga 3.000 meter. Nilai investasi untuk membangun satu gerai dapat mencapai Rp 8-10 miliar. Jadi setidaknya pada tahun ini belanja modal yang dibutuhkan sekitar Rp 40-50 miliar. "Investasi memang tergantung pada luas dan apakah ada dapur atau tidak," ujarnya.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito, mengatakan Supra Boga merupakan satu perusahaan yang telah melakukan paparan untuk IPO. "Selain itu ada lagi PT Bekasi Fajar Industrial Estate. Bekasi sepertinya akan melakukan IPO pada April atau Mei mendatang," kata dia.
Bursa Efek, menurutnya, telah memberikan kontrak pendahuluan untuk IPO ke Bekasi Fajar. Cepat atau tidaknya IPO perusahaan itu tergantung pada otoritas pasar modal. "Ini tergantung pada Bapepam-LK," kata dia.
SUTJI DECILYA