TEMPO.CO,New York - Harga komoditas anjlok lebih dari US$ 77 per troy ounce pada perdagangan Rabu waktu setempat, sehingga di bulan Februari turun 1,7 persen.
Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dalam pernyataannya kebijakan moneternya tidak memberikan indikator untuk melakukan pelonggaran kwantitatif sehingga memicu apresiasi dolar. Imbasnya, dengan naiknya dolar membuat harga emas jatuh.
Harga emas untuk kontrak bulan Maret anjlok US$ 77,1 (4,3 persen) ke level US$ 1.709,9 per troy ounce diperdagangan bursa komoditas New York semalam. Dengan menguatnya mata uang dolar AS membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya menyebabkan harga emas merosot.
Kejatuhan kali ini membuat harga emas terpuruk ke level terendahnya sejak 25 Januari lalu, dan merupakan penurunan terbesar dalam satu hari sejak pertengahan Desember 2011.
Harga emas telah naik 9,2 persen sepanjang tahun ini. Dari indikator teknikal, dimana harga emas berada di pergerakan rata – rata (MA) 200 hariannya memang agak mengejutkan untuk bisa jatuh sedalam ini. Dipasar elektornik Asia pagi ini, harga emas kembali turun US$ 11,3 (0,66 persen) ke US$ 1.698,6 per troy ounce.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya di pasar New York semalam berhasil menguat 0,494 poin (0,63 persen) ke level 78,794.
MARKETWATCH / VIVA B. KUSNANDAR