TEMPO.CO, Jakarta - Munculnya dukungan palsu untuk calon Gubernur DKI Jakarta diduga dilakukan oleh broker kartu tanda penduduk (KTP). Sejumlah warga yang namanya tercantum dalam daftar pendukung pun heran. Salah satunya Adiyono, warga RW 03 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.
Di hadapan petugas Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta, dia mengaku tanda tangannya dipalsukan. “(Salinan) KTP memang punya saya. Tidak tahu dapat dari mana. Tapi tanda tangan di surat dukungannya palsu, bukan saya,” katanya, Rabu, 29 Februari 2012.
Adiyono bukan satu-satunya orang yang namanya dicatut. Hidayat, Ketua Panitia Pemungutan Suara Kelurahan Kalibaru, menemukan sejumlah indikasi kecurangan dalam verifikasi faktual terhadap dukungan yang diklaim bakal calon pasangan gubernur dan wakil gubernur independen.
Kalibaru terdata sebagai kelurahan yang warganya paling banyak mendukung bakal calon gubernur dari jalur independen. Dari 64 ribu warga di lingkungan yang didominasi nelayan, kuli panggul terminal peti kemas, dan pemulung itu, data milik 30 ribu warga di antaranya terlampir dalam berkas yang disodorkan dua pasangan bakal calon gubernur.
“Verifikasi belum selesai, tapi kami sudah menemukan ada KTP dukungan yang dobel. Ada juga data dukungan, tapi orangnya tidak ada,” Hidayat mengungkapkan.
Pencatutan dukungan bahkan dialami Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Jakarta, Selamat Nurdin. Kasusnya ada di Kelurahan Pulogebang, Jakarta Timur. “Saya kasihan sama calon yang dibohongin sama broker KTP,” ucapnya.
Ketua Panitia Pengawas Pemilu DKI Jakarta, Ramdansyah, juga menjadi korban. Di setiap tempat, menurut Ramdan, modusnya sama, yakni pemalsuan tanda tangan. Ada pula penggandaan kartu tanda penduduk. “Ada satu KTP yang digandakan sampai 10,” ujar warga Kelurahan Lagoa, Koja, Jakarta Utara.
Selasa 28 Februari 2012 lalu, ucap Ramdan, terungkap bahwa surat dukungan yang tidak lulus verifikasi administrasi mengurangi hingga lebih dari 50 persen dukungan. “Kami masih mempertimbangkan apakah akan menggunakan KUHP atau Hukum Pidana Pilkada untuk perkara pemalsuan dukungan ini.”
Manajer kampanye untuk pasangan Faisal Basri-Biem Benyamin, Tosca Santoso, membantah tudingan bahwa pihaknya menjadi mafia ataupun broker KTP. "Kami tidak memakai yang begitu-begitu. Mengenai KTP dobel, untuk itulah verifikasi dibutuhkan," ujarnya.
Adapun kubu pasangan Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria lebih dulu bereaksi pada Selasa, 28 Februari 2012 lalu. ”Tidak mungkin,” kata Hendardji.
PINGIT ARIA | AMANDRA MUSTIKA
Berita Terkait:
KTP Ketua RW 'Dibajak' Calon Independen
KPU Provinsi DKI Tuding Panwaslu Cari Sensasi
Soetrisno Bachir Dukung Faisal Basri Maju DKI 1
Wakil Wali Kota Surabaya Incar Jabatan Gubernur DKI
Dukungan Calon Independen Bisa Berkurang 50 Persen
Panwaslu DKI Jakarta Temukan Kecurangan
Prayitno Ramelan Klaim Sudah Serahkan 80 Ribu Fotokopi KTP