TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh sepak bola nasional I Gusti Kompyang Manila meminta Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Djohar Arifin Husin mundur dari jabatannya. "Dia tidak becus," katanya kepada Tempo hari ini.
Menurut dia, selama masa kepemimpinan Djohar sejak Juni tahun lalu, Djohar gagal menyatukan sepak bola nasional. Klub terbelah dalam dua kompetisi: Liga Primer di bawah PSSI dan Liga Super di bawah PT Liga Indonesia. Liga kedua dianggap ilegal sehingga pemainnya haram masuk tim nasional.
Tanpa pemain Liga Super, seperti Bambang Pamungkas dari Persija Jakarta dan Boaz Solossa dari Persipura, pasukan Garuda babak belur dihajar tuan rumah Bahrain 10 gol tanpa balas dua hari lalu. Pertandingan terakhir penyisihan Pra-Piala Dunia Grup E Zona Asia tersebut jadi kekalahan terburuk sepanjang masa timnas Indonesia.
Meski mengakui Ferdinand Sinaga cs bermain di bawah standar, Manila menimpakan kesalahan pada PSSI yang gagal menyelesaikan perselisihan di antara pengurus dan klubnya. "Ibarat kapal, yang bertanggung jawab adalah kaptennya, yaitu Ketua PSSI," kata manajer tim nasional saat merebut medali emas SEA Games 1991 ini.
Djohar, dia melanjutkan, tidak cukup kuat baik secara kepemimpinan maupun dari sisi finansial. "Sehingga mudah didikte," kata Manajer Persija saat menjuarai Liga Indonesia 2001 ini.
Purnawirawan bintang dua berusia 69 ini meminta PSSI memanfaatkan kekalahan--dia menyebut permainan sekelas pertandingan antarkampung alias tarkam--itu sebagai momentum untuk becermin. "Ini adalah wajah sepak bola kita," kata Manila.
REZA MAULANA