TEMPO.CO , Jakarta:Menteri Keuangan Agus Martowardojo memastikan, jika harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik tidak dinaikkan, subsidi energi akan membengkak sebesar Rp 108 triliun.
Perinciannya, subsidi BBM bertambah Rp 55 triliun menjadi Rp 178 triliun, dan subsidi listrik meningkat Rp 53 triliun menjadi Rp 98 triliun.
Peningkatan tersebut terjadi lantaran harga minyak dunia sudah mencapai US$ 120 per barel. “Karena itu, penyesuaian harga BBM dan TDL (tarif dasar listrik) tetap harus dilakukan,” kata Menteri Agus, Jumat 3 Maret 2012 kemarin.
Ia mengimbuhkan, pemerintah sudah mengajukan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN -P) 2012 yang mengatur ihwal subsidi BBM pada 29 Februari lalu. Sidang paripurna untuk membahas anggaran baru tersebut akan digelar Selasa pekan depan.
Menimpali Agus, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan APBN-P juga mencantumkan perubahan asumsi harga dan lifting (penjualan) minyak. Intinya, asumsi harga minyak dinaikkan dan target lifting minyak diturunkan.
Ia menjelaskan, di dalam APBN 2012 yang masih berlaku, harga minyak nasional (Indonesian Crude Price/ICP) diasumsikan rata-rata US$ 90 per barel. Sedangkan lifting minyak ditargetkan 950 ribu barel per hari.
Adapun dalam APBN Perubahan, angka tersebut terpaksa disesuaikan dengan gejolak harga minyak dunia. "Nilai ICP di APBN Perubahan diasumsikan sekitar US$ 105 per barel," kata Jero.
Angka itu diajukan karena rata-rata harga minyak nasional pada Februari lalu mencapai US$ 122 per barel. Sedangkan rata-rata harga minyak tiga bulan terakhir telah mencapai US$ 116 per barel. "Kalau ada yang bilang BBM tidak perlu naik, tidak bisa, karena memang berat ekonomi dunia," ujarnya.
Celakanya, target produksi minyak justru diturunkan dari 950 ribu barel per hari menjadi 930 ribu barel per hari. Target awal APBN sulit tercapai setelah melihat produksi minyak yang terus melorot.
Data terakhir yang dilansir Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) menunjukkan produksi minyak masih berada di rata-rata 897 ribu barel per hari. "BP Migas memang tidak berani pasang target 930 ribu barel per hari, tapi angka itu yang kami ajukan," ucap Jero.
Deputi Pengendalian dan Operasi BP Migas Rudi Rubiandini menjelaskan, berdasarkan perhitungan lembaganya, lifting minyak akan berada di kisaran 890-930 ribu barel per hari pada 2012.
Ia menyarankan agar asumsi lifting minyak di dalam perhitungan APBN Perubahan diambil pada angka tengah, yakni sebesar 910 ribu barel per hari. “Target 930 ribu barel per hari sangat sulit dicapai. Target optimistis kami hanya 891 ribu barel per hari," tutur dia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan, dana bantuan bagi masyarakat akan dikeluarkan bersamaan dengan naiknya harga BBM bersubsidi. "Karena BBM naik April, maka BLT (bantuan langsung tunai) juga turun April. Tak boleh ada jeda," tutur Hatta.
Menurut Hatta, dana bantuan yang bernilai Rp 25 triliun itu akan diberikan kepada masyarakat ekonomi lemah yang terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. "Bukan hanya untuk 12,36 persen rakyat miskin," kata dia. Bantuan disalurkan demi menjaga stabilitas harga, terutama komoditas pangan.
ANGGRITA DESYANI | GUSTIDHA BUDIARTIE | EFRI RITONGA
Bisnis Terpopuler
Bantuan Tunai Langsung Dinaikkan
Menteri Agus: Korupsi, Pegawai Tak Langsung Dipecat
Isu Ledakan Pipa Arab Saudi Kerek Harga Minyak
GE Transportation dan PT KAI Bangun Service Centre
Pemerintah Ubah Asumsi Harga dan Lifting Minyak
Bursa Dibuka, Indeks Langsung Tancap Gas
Pertamina Resmikan Infrastruktur di Sekitar Merapi
Naik 42 Poin, Indeks Bertengger di Level 4000