TEMPO.CO, Palu - Lima dari tujuh pembajak kapal penarik tongkang (Tug Boat ) di perairan Laut Sulawesi ditangkap oleh aparat Pangkalan TNI AL Palu, Senin, 5 Maret 2012. Komandan Pangkalan Angkatan Laut Palu Kolonel Laut (P) Boedi Oetomo mengatakan, kapal penarik tongkang Emery itu itu berlayar dari Makassar menuju Kalimantan Timur, tapi dibelokkan oleh pembajak menuju Teluk Palu.
Kolonel Laut Boedi Oetomo menjelaskan, ikhwal pembajakan kapal itu diketahui Angkatan Laut setelah kapal milik perusahaan PT Trois itu mengirim telegram ke Badan Koordinasi Keamanan Laut Pusat, Minggu, 4 maret 2012, pukul 22.00 Wita. Isi telegram menjelaskan bahwa kapal yang dibajak berada di posisi 00 derajat 50 menit 02,00 detik selatan 119 derajat 50 menit 54,00 timur menuju arah Palu.
"Dari situ kami langsung menuju lokasi dimaksud dengan menggunakan kapal Patroli Keamanan Laut Pantoloan. Kami kemudian melakukan penyergapan Senin (5 Maret 2012) sekitar pukul 02.00," ujarnya.
Menurut Boedi, tug boat yang menarik tongkang Emmery berkapasitas 217 gross ton itu berlayar dari Tonasa menuju Batulicin, Kalimantan Selatan, untuk mengangkut batu bara. Namun di tengah laut kapal tersebut dibajak. "Kapten kapal dan anak buah kapal yang ada sekarang itu palsu. Yang asli tidak tahu apakah dibunuh atau dibuang di laut," katanya. Untuk mengelabui petugas, tug boat itu dicat biru. Saat kapal ditangkap oleh petugas Lanal Palu, kondisi cat kapal masih basah. Sementara itu, nama kapal Trois diganti dengan nama Santos 7.
Saat ini kelima pembajak sudah diamankan di markas Lanal Palu guna menjalani pemeriksaan selanjutnya. Empat telepon genggam milik para pelaku juga diamankan, untuk pengusutan lebih lanjut.
Zulenon, seorang pembajak, mengaku membajak kapal karena disuruh seorang pengusaha di Kota Palu. Sekali melakukan aksinya, dia mengaku dibayar Rp 30 juta. Namun belum usai menuntaskan aksinya, dia bersama ke empat rekannya ditangkap petugas Lanal Palu.
Boedi menduga ada sindikat besar pembajak kapal tongkang di perairan Teluk Palu. "Ini bukan kelas lokal lagi, tapi kelas nasional," katanya. Dia mengatakan, jaringan pembajak itu tersebar di Batam, Sulawesi Selatan, Kalimantan, dan Palu. Boedi menengarai ada sejumlah pengusaha di Palu yang "bermain" dalam usaha penyewaan kapal tongkang ilegal. "Kami sudah mengantongi sejumlah nama yang terlibat dalam kasus ini," kata Boedi.
Darlis Muhamad