TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan politikus partai koalisi penopang pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dengan Wakil Presiden Boediono sama sekali tak membahas skenario pembatalan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Harus disadari ini tidak hanya problem pemerintah, tetapi juga problem bangsa," kata Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional Taufik Kurniawan saat dihubungi Senin, 5 Maret 2012.
Para politikus dalam sekretariat gabungan tadi malam bertemu guna membahas masalah kenaikan BBM. Rencana ini diikuti munculnya informasi dari Kementerian Koordinator Politik dan Kemananan mengenai ada upaya pelengseran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Informasi intelijen ini memunculkan spekulasi pembatalan keputusan menaikkan harga BBM.
Taufik mengatakan belum ada kesepakatan resmi mengenai jenis dan mekanisme pemberian kompensasi terhadap dampak kenaikan itu. Meski begitu, peserta rapat secara prinsip sepakat patokan Indonesia Crude Price (ICP) di APBN yang hanya US$ 90 per barel tak sesuai harga ICP dunia yang mencapai US$ 120 per barel.
Menurut dia, rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM dianggap masih wajar dan dapat diterima. "Dalam posisi kritis ini perlu kebesaran hati dan jiwa seluruh elemen bangsa untuk kepentingan yang lebih luas."
IRA GUSLINA SUFA | PURWANTO