Pasar Mobil Kabin Ganda Akan Tumbuh 10 Persen  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Selasa, 6 Maret 2012 12:52 WIB
AP/Paul Sancya
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ford Indonesia melihat pasar mobil pikap kabin ganda nasional akan tumbuh sebesar 7-10 persen tahun ini. Ford sendiri pada tahun lalu berhasil meraih 30 persen pangsa pasar pikap kabin ganda dengan angka penjualan 6.881 unit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Angka itu merupakan angka tertinggi yang pernah dicapai Ford selama 10 tahun beroperasi di Indonesia," kata Bagus Susanto, Direktur Pelaksana Ford Indonesia, pada acara pertemuan dengan wartawan, Selasa, 6 Maret 2012.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mencatat pangsa pasar kabin ganda dalam lima tahun terakhir berada di kisaran 2 persen dari total konsumsi mobil di Indonesia. Beberapa pemain besar di segmen ini yakni Toyota dengan varian Hilux, Mitsubishi dengan Strada, dan Isuzu dengan double cabin D-MAx.

Meramaikan pasar kabin ganda, pada semester pertama tahun ini, Ford Indonesia siap meluncurkan All New Ranger yang merupakan varian terbaru pikap kabin ganda. Bagus yakin fitur-fitur berteknologi pintar yang ada di Ford All New Ranger akan menarik minat konsumen.

Teknologi yang dibenamkan tersebut misalnya bluetooth voice command. Dengan teknologi tersebut, pengemudi tidak perlu repot saat ingin melakukan panggilan telepon. Pengemudi cukup menyebutkan nama dalam kontak yang ada dalam telepon pengemudi.

Bagus mengatakan ini adalah salah satu contoh teknologi untuk memenuhi kebutuhan pengendara tertentu, misalnya manajer perusahaan yang harus memeriksa keadaan dari tempat-tempat dengan medan yang sulit.

Mengenai ketangguhan, Ford juga menawarkan teknologi water wading depth. Dengan teknologi ini, Ranger mampu melewati genangan air sampai setinggi 80 sentimeter. Teknologi ini diklaim sebagai yang tertinggi di kelasnya.

"Semua ini adalah unggulan kami dalam bersaing di pasar double cabin di Indonesia," kata bagus.

Ia menuturkan Ford juga sudah teruji mampu mengatasi kondisi yang ekstrem. Baik di pertambangan Papua dengan suhu yang sangat dingin maupun di perkebunan Kalimantan yang bersuhu panas.

Mengenai harga, Bagus belum mau membukanya. Namun ia mengakui kenaikan harga minyak dan baja di dunia akan berpengaruh. "Itu semua tentu akan punya dampak di biaya material kami," katanya.

GADI MAKITAN

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi