TEMPO.CO, Bandung — Mulai tahun ini, RS Hasan Sadikin Bandung akan memperbanyak tempat makan di lingkungan rumah sakit. Setelah sebuah restoran ayam goreng siap saji yang beroperasi baru-baru ini, akan menyusul pembukaan sebuah pusat jajanan serba ada (food court). “Itu untuk membantu biaya operasional rumah sakit,” kata Direktur Utama RS Hasan Sadikin, Bayu Wahyudi, kepada Tempo.
Dari pantauan Tempo, restoran ayam goreng siap saji itu berada di dekat pintu keluar samping atau seberang Gedung Penyakit Dalam. Promosi restoran itu menawarkan potongan harga makan hingga 50 persen. “Restoran bernama asing, tapi dikelola orang lokal itu sudah hasil tender,” kata Bayu saat ditemui di Hotel Horison Bandung, Selasa malam, 6 Maret 2012.
Adapun pusat jajanan serba ada direncakan akan mengisi lantai satu gedung baru bertingkat 8 yang dibangun untuk Pusat Diagnosa dan Cardiac. Gedung itu sekarang masih dalam tahap pembangunan. Tahun ini gedung tersebut ditargetkan sudah bisa beroperasi.
Selain akan diisi pedagang makanan dan minuman, kata Bayu, pusat jajanan itu juga akan menjual buah-buahan, bunga, serta popok bayi. Soal pemasukan dari sewa tempat berdagang itu, ia enggan menyebutkan angka persisnya. “Kecil kalau dibanding tunggakan pasien daerah (di RS Hasan Sadikin) yang sampai Rp 30 milyar,” ujarnya.
Bayu mengatakan, tempat-tempat makan itu untuk menunjang layanan rumah sakit dan fasilitas bagi keluarga yang menunggui pasien. Selain itu, sebagai pemasukan tambahan agar rumah sakit tak selalu mengandalkan dana operasional dari pemerintah. “Kita harus berpikir out of the box,” katanya. Ia membantah upaya itu sebagai komersialisasi di rumah sakit.
Dari pantauan Tempo saat jam makan siang, misalnya, kursi dan meja pada dua kantin yang berada di bagian depan dan belakang rumah sakit biasanya lebih banyak diisi oleh para dokter juga mahasiswa kedokteran. Adapun penunggu pasien yang banyak tersebar dari pintu belakang hingga sekitar Unit Gawat Darurat seringkali terlihat makan dari rantang bawaan sendiri atau membeli di warung luar rumah sakit.
ANWAR SISWADI