TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi informasi selama ini dipandang sebagai sebuah beban, khususnya bagi manajemen keuangan perusahaan. Setiap penerapan teknologi komputasi yang baru, pasti membutuhkan dana besar dan ongkos pemeliharaan yang tidak sedikit.
Tapi tahukah Anda bahwa ada teknologi yang justru meringankan beban operasional perusahaan? Beberapa biaya yang dapat dipangkas, misalnya listrik, tempat, dan tenaga kerja.
Salah satu bank swasta di Indonesia sudah membuktikan teknologi itu, namanya virtualisasi. Mulai 2007, Bank OCBC NISP menerapkan virtualisasi untuk pengelolaan data perusahaan.
Hasilnya, bank yang didirikan tahun 1941 di Bandung ini berhasil memangkas lebih dari 60 persen biaya operasional. "Penghematan ini berasal dari listrik, tempat, hingga tenaga kerja untuk mengelola server yang tersebar di berbagai daerah," kata Filipus Suwarno, IT Division Head Bank OCBC NISP, di Jakarta, Kamis, 8 Maret 2012.
Teknologi virtualisasi, menurut dia, juga mengurangi pengeluaran untuk membeli perangkat keras dan lisensi software sampai 80 persen. Bank, lanjut Filipus, juga menurunkan biaya pembuatan server baru sebesar 60 persen. Selain menghemat biaya operasional, dia menambahkan, teknologi virtualisasi juga meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah.
Filipus bercerita, sebelum virtualisasi, Bank OCBC menggunakan sistem server fisik yang tersebar di setiap kantor cabang yang ada. Setiap malam, semua kantor cabang mengirim data core banking berukuran besar ke kantor pusat. Pengiriman data ini biasanya dilakukan selama tiga jam, namun bisa lebih lama dan bahkan gagal bila terjadi masalah jaringan atau pemadaman listrik.
"Akibatnya, keesokan paginya, bank harus kembali mengirim data tersebut sampai terpaksa telat buka," ujarnya.
Filipus mengatakan Bank OCBC NISP menggunakan teknologi virtualisasi vSphere yang ditawarkan VMWare. Sebelum diterapkan, bank terlebih dahulu menguji dan mengkonsolidasikan lebih 700 server ke dua data center yang terletak di Bandung dan Jakarta. "Sekarang sudah 80 persen aplikasi yang divirtualisasi," ujarnya.
Dengan sentralisasi data ini, Filipus mengatakan kantor cabang dapat mengurangi waktu untuk mengirimkan data core banking hingga 30 menit. "Kami juga tak perlu lagi mengirim orang ke daerah bila terjadi masalah pada server," ujarnya.
Country Manager VMware Indonesia Andreas Kagawa mengatakan salah satu perusahaan pionir dalam teknologi virtualisasi adalah Bank OCBC NISP. Secara umum, menurut dia, penerapan virtualisasi di Indonesia masih berada pada tahap awal, yakni mulai mencoba melakukan virtualisasi pada aplikasi non-critical.
Tahap kedua dari virtualisasi adalah penerapan pada aplikasi yang lebih critical, bahkan hingga ke data center. Sementara tahap terakhir adalah penerapan IT as a service.
"Meskipun masih dalam tahap awal, saya lihat di Indonesia sudah mengarah pada virtualisasi," ujar Andreas.
RATNANING ASIH