TEMPO.CO, Jakarta - Paduan Suara Universitas Katolik Parahyangan (PS Unpar) menggelar sayembara komposisi musik paduan suara tahun ini. Rangkaian kompetisi itu berujung pada malam final yang akan berlangsung di Gedung Serba Guna Unpar, Sabtu, 30 Juni 2012 mendatang.
Proses pengumpulan karya sudah berjalan sejak awal Februari lalu. Saat ini, pihak penyelenggara mengaku sudah menerima 50 buah karya yang bakal diseleksi. Adapun pemenangnya, akan dipilih tiga karya yang nantinya akan dibawakan PS Unpar di malam final.
Menurut Yudistira Masardi, kegiatan semacam ini terbilang langka dihelat di Indonesia. Sebagai budayawan, ia menilai sayembara ini merupakan langkah yang bagus untuk menambah kekayaan karya musik paduan suara Tanah Air.
"Kalau melihat beberapa kreasi yang ikut dilombakan, sangat menantang kreativitas pemusik kita sekarang. Baik itu yang otodidak ataupun yang sekolah juga akan tertantang," katanya di Jakarta, Kamis, 9 Maret 2012.
Karya yang dilombakan tak harus punya genre klasik seperti paduan suara pada umumnya. Beberapa genre yang masuk dalam jalur populer seperti pop, hiphop, dan jazz juga boleh dilombakan pada kompetisi ini.
Adapun syarat dan kriteria yang dilombakan terbagi dalam dua poin. Pertama, karya yang dibuat harus merupakan karya murni alias belum pernah dibawakan sebelumnya. Poin ini terbagi menjadi dua kriteria. Musik Sakra, yakni karya dengan tema ketuhanan, dan kedua, Musik Profana, yakni karya yang menggunakan teks puisi-puisi milik pujangga Indonesia.
Kemudian, poin kedua merujuk pada dua kriteria jenis lagu yang harus dilombakan. Pertama, lagu daerah dari luar pulau Jawa dan Bali, dan kedua lagu popular yang diciptakan setelah tahun 1990 dengan teks asli bahasa Indonesia.
YAZIR FAROUK