TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Indonesia ketiga, Baharuddin Jusuf Habibie, mengatakan Junus Effendi Habibie, atau biasa disapa Fanny, adalah satu-satunya saudara kandung yang berani mengkritiknya. Menurut Habibie, mantan Duta Besar Luar Biasa RI untuk Kerajaan Belanda itu bahkan kerap memarahinya meski berusia lebih muda.
“Begitu kuat persahabatan kami, sehingga di antara saudara-saudara saya hanya Fanny yang mau mengkritik, mengingatkan, bahkan memarahi saya,” kata Habibie ketika menyampaikan pidato pemakaman Fanny Habibie di Tanah Kusir, Jakarta, Senin, 12 Maret 2012.
Meski kerap mengkritik bahkan memarahi, Habibie menganggap itu sebagai masukan. Habibie meyakini hal itu sebagai rasa cinta sang adik. “Saya yakin dia melakukan semua itu dengan penuh kecintaan sejati seorang adik,” ujar Habibie.
Fanny di mata Habibie sendiri merupakan figur yang istimewa. Selain menjadi sahabat, kata Habibie, Fanny selalu berusaha melindungi saudara-saudaranya. “Bagi saya sendiri, yang hanya berbeda usia satu tahun, Fanny bukan sekadar saudara kandung melainkan juga sebagai sahabat yang sejati,” kata Habibie.
Pemakaman Fanny dilaksanakan pada pukul 15.00 dan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Fanny mengembuskan napas terakhir pukul 07.00 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Fanny meninggal dunia setelah diserang sakit jantung. Laki-laki kelahiran 11 Juni 1937 itu meninggalkan tiga orang putra dan delapan orang cucu.
Selama hidupnya, Fanny pernah berkarier di dunia militer bersama TNI Angkatan Laut. Ia memang mengenyam pendidikan maritim di Akademi Angkatan Laut. Lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, Fanny mulai aktif di dunia politik saat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada 2004 lalu.
Fanny pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia pada 1993-1996. Pada 2006 Presiden SBY menunjuk Fanny sebagai Duta Besar Luar Biasa RI untuk Kerajaan Belanda. Fanny juga sempat menjabat sebagai Ketua Otorita Batam pada 1998, meski kemudian mundur setelah abangnya dilantik menjadi Presiden.
DIMAS SIREGAR