TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi memastikan bahwa penunjukan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia sebagai importir tunggal raw sugar (gula mentah) dilakukan atas kesepakatan bersama. Penunjukan persero tersebut atas hasil pertemuan dengan Dewan Gula Indonesia (DGI).
“Apapun yang diusulkan dan diamanatkan oleh DGI, kami setujui,” ujarnya, Senin, 12 Maret 2012. Bayu mengatakan bahwa DGI sudah meminta agar pada Mei 2012 gula sudah didistribusikan untuk mengisi kekurangan kebutuhan di bulan tersebut.
Pemerintah sebelumnya telah menetapkan izin impor gula mentah hanya diberikan kepada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebanyak 240 ribu ton. Pekan lalu, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Deddy Saleh mengemukakan alasan PPI dipilih sebagai importir tunggal.
Menurut Deddy, impor satu pintu akan meningkatkan posisi tawar. Selain itu, PTPN dan PT RNI saat ini baru akan mulai menggiling pada Juni. Sedangkan, Perum Bulog yang tahun lalu mendapat tugas mengimpor gula tidak terlalu baik kinerjanya.
Hal tersebut disepakati pula oleh Bayu. Menurut Bayu, jika DGI meminta pemenuhan kebutuhan untuk Mei sudah didistribusikan, itu berarti April sudah dilakukan proses penggilingan. “Kalau April menggiling, artinya Maret akan mulai mengimpor kan,” ujar Bayu.
Ditanyai mengenai siapa saja yang akan melakukan penggilingan, kata Bayu, semua akan dilibatkan. Ini dengan alasan bahwa seluruh pabrik yang ada di Indonesia hanya mampu mengolah 3,2 juta ton raw sugar setahun.
Artinya, dalam satu bulan hanya mampu mengolah sekitar 210-220 ribu ton. “Jadi jika membutuhkan 240 ribu ton, harus pakai semua. Siapa pun yang bisa dan mau mengolah, silakan,” kata Bayu.
Rabu pekan lalu, Bayu mengatakan bahwa proses penggilingan dan distribusi ini akan dilakukan oleh 12 pabrik gula. “Delapan pabrik gula rafinasi, empat pabrik gula tebu milik swasta,” ujarnya. Namun, hingga saat ini, Bayu mengatakan bahwa SK untuk melakukan impor belum ditandatangani.
AYU PRIMA SANDI