TEMPO.CO, Bangkalan - Manajer Operasi Angkutan Sungai dan Penyebrangan (ASDP) Kamal, Kabupaten Bangkalan, Wildan Jazuli, berharap Pemerintah Provinsi Jawa Timur memperjuangkan ASDP kepada pemerintah pusat agar pihaknya menikmati subsidi harga BBM. “Subsidi bagi kami sangat penting agar bisa tetap eksis dan terhindar dari kebangkrutan,” katanya kepada Tempo, Rabu, 14 Maret 2012.
Menurut Wildan, naiknya harga BBM mulai 1 April mendatang mengharuskan ASDP melakukan penyesuaian tarif penyeberangan. Padahal, jika tarif dinaikkan, maka jumlah penumpang akan menurun. Oleh karena itu, satu-satunya solusi agar tarif penyeberangan tidak dinaikkan hanyalah subsidi harga BBM. ”Kami segera segera bertemu Gubernur Soekarwo untuk membicarakannya. Mudah-mudahan disetujui," ujarnya.
Wildan memaparkan bahwa sejak dioperasikannya Jembatan Suramadu 2009 lalu, pengguna jasa penyeberangan Surabaya-Kamal dan sebaliknya turun drastis dari 35.000 penumpang per hari menjadi 5.000 penumpang.
Agar perusahaan jasa penyeberangan kapal ferry tidak kehilangan penumpang, pihak ASDP sudah menurunkan tarif hingga 64 persen. "Setelah tarif diturunkan, hingga saat ini jumlah penumpang naik menjadi rata-rata 7.000 per hari, ucap Wildan.
Namun Wildan mengingatkan, meski sudah diturunkan, tarif ASDP Kamal masih lebih mahal dibanding tarif melintas di Jembatan Suramadu. Untuk setiap kendaraan roda dua di penyeberangan Kamal Rp 5.800, sedang Jembatan Suramadu Rp 3.000. Adapun kendaraan roda empat di Kamal Rp 35.000, di Jembatan Suramadu Rp 30.000 per unit.
MUSTHOFA BISRI