Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara Lilyana:Siapa Sih Tak Mau Emas

image-gnews
Liliyana Natsir. TEMPO/Aditia Noviansyah
Liliyana Natsir. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta--Indonesia pernah berjaya di All England. Rudy Hartono, Christian Hadinata, Haryanto Arbi, Susi Susanti, dan Candra Wijaya/Sigit Budiarto mengharumkan nama Indonesia di turnamen bulutangkis paling bergengsi di dunia itu.

Tahun ini, giliran Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir yang meraih gelar terhormat di ganda campuran. Sukses Tontowi/Lilyana sekaligus mengakhiri dahaga ganda campuran Indonesia yang kali terakhir juara pada 1979 melalui Christian Hadinata/Imelda Wiguna.

Lantas, bagaimana perasaan seorang Lilyana yang berhasil menyelamatkan wajah Indonesia di salah satu ajang kejuaraan bulu tangkis tertua dunia itu. Butet, begitu sapaan akrabnya, yang saat ini berada di Basel untuk mengikuti Swiss Open Grand Prix Gold 2012, bersedia menerima telepon Tempo di tengah padatnya jadwal pertandingan, Rabu, 14 Maret 2012.

Berikut petikan wawancara Tempo dengan gadis asal Manado ini.

Apa kunci kemenangan di All England kemarin?
Fokus, saya selalu fokus. Saya tidak pernah memikirkan bagaimana saya harus mencapai final dan menang. Yang saya pikirkan adalah saya harus menang pertandingan hari ini, dan mempelajari permainan lawan pertandingan besok.

Pertandingan mana di All England yang menurut Anda paling sulit?
Babak awal, karena itu penentu. Saat babak awal kami kesulitan menyesuaikan lapangan dan shuttlecock. Saya dan Towi (Tontowi) banyak melakukan kesalahan dan hampir kalah oleh pasangan Malaysia, Ong Jian Guo/Lim Yin Loo dengan skor 18-21, 21-8, 21-19. Tapi saya tidak mau menyerah. Kalah set pertama, masih ada set selanjutnya. Dan, kita berhasil melewati itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anda bisa dibilang baru berpasangan dengan Tontowi (mulai 2010). Apakah ada kesulitan memadukan permainan di lapangan?
Awalnya iya, tapi lama-lama kita bisa saling mengerti karakter permainan masing-masing. Meskipun Towi masih muda dan minim pengalaman, dia bisa mengejar. Saat All England kemarin dia sudah tampil jauh lebih bagus.

Pemain Denmark, Thomas Laybourn memuji permainan Anda dan Tontowi saat di final. Mereka terkecoh dengan strategi yang diterapkan?
Kami memang mengubah strategi yang biasa kami terapkan dalam pertandingan sebelumnya. Karena kami tahu mereka melihat video pertandingan kami dan begitupun sebaliknya. Jadi memang sudah direncanakan.

Bagaimana dengan permainan Tontowi saat ini?
Dia sudah mulai bagus. Tapi, memang masih sering bermain kotor, banyak membuang bola sendiri. Saya selalu memperingatkan agar dia bermain bersih dan fokus.

Anda diharapkan dapat mempertahankan tradisi emas di Olimpiade. Bagaimana tanggapan Anda?
Siapa sih yang tidak mau meraih emas di Olimpiade, saya pikir setiap atlet pasti bermimpi seperti itu. Tapi saya tidak mau bermuluk-muluk dan berpikir jauh dulu ke sana, saya harus fokus ke beberapa turnamen sebelum Olimpiade.

ANGGA SUKMA WIJAYA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Raih 5 Medali Emas, 4 Perak, 3 Perunggu dari Kejuaraan Taekwondo ASEAN 2023

13 Maret 2023

Indonesia membawa pulang lima medali emas, empat perak, dan tiga perunggu pada Kejuaraan Taekwondo ASEAN 2023 di Ayala Malls, Manila Bay, Paraaque City, Filipina, 10-12 Maret.  (ANTARA/PBTI)
Indonesia Raih 5 Medali Emas, 4 Perak, 3 Perunggu dari Kejuaraan Taekwondo ASEAN 2023

Indonesia membawa pulang lima medali emas, empat perak, dan tiga perunggu pada Kejuaraan Taekwondo ASEAN 2023.


99 Mahasiswa dari 51 Kampus Wakili Indonesia di Ajang Asean University Games 2022 di Thailand

27 Juli 2022

Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti secara resmi melepas delegasi Indonesia secara daring ke ajang ASEAN University Games (AUG)  ke-20 di Ubon Ratchathani, Thailand pada Jumat, 22 Juli 2022. Pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id
99 Mahasiswa dari 51 Kampus Wakili Indonesia di Ajang Asean University Games 2022 di Thailand

Sebanyak 99 mahasiswa yang merupakan atlet Indonesia bertanding di ajang ASEAN University Games ke-20 di Thailand pada 24 Juli-7 Agustus 2022.


Tim Arung Jeram Putri U-23 Indonesia Bawa Pulang Gelar Juara Dunia dari Bosnia

6 Juni 2022

Tim arung jeram putri Indonesia tiba di Tanah Air, Minggu, usai tampil pada World Rafting Championship 2022 di Bosnia. (Antara/Dok PB FAJI)
Tim Arung Jeram Putri U-23 Indonesia Bawa Pulang Gelar Juara Dunia dari Bosnia

Indonesia menorehkan prestasi bagus di arena olahraga arung jeram dunia. Tim putri U-23 (junior) berhasil menjadi juara dunia di Bosnia.


Fadel Muhammad Dorong Prestasi Olahraga Daerah

31 Oktober 2021

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad
Fadel Muhammad Dorong Prestasi Olahraga Daerah

Pembinaan olahraga disertai dengan pengembangan nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila.


Yayuk Basuki Bicara Penyebab Mandeknya Prestasi Olahraga Tenis Indonesia

12 Agustus 2021

Dua mantan petenis terbaik Asia Tenggara, Yayuk Basuki dari Indonesia dan Tamarine Tanusagarn dari Thailand. TEMPO/Egi Adyatama
Yayuk Basuki Bicara Penyebab Mandeknya Prestasi Olahraga Tenis Indonesia

Menurut Yayuk Basuki, transisi dari level junior ke senior sering mengalami kegagalan. Priska Madelyn Nugroho harus mengantisipasi tren ini.


Kata Windy Cantika Soal Prestasinya di Usia Muda

27 Juli 2021

Lifter Indonesia, Windy Cantika Aisah berhasil meraih medali Perunggu dalam kelas 49 Kg Putri Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, 24 Juli 2021. REUTERS/Edgard Garrido
Kata Windy Cantika Soal Prestasinya di Usia Muda

Atlet angkat besi Indonesia, Windy Cantika Aisah, berhasil meraih medali perunggu pada Olimpiade Tokyo di usianya yang baru 19 tahun


DPR Revisi Undang-Undang Olahraga, Tanpa Kemajuan dalam 15 Tahun?

14 Juli 2020

Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dede Yusuf  Macan Effendi di Hotel Pullman, Central Park, Jakarta Barat pada Selasa, 15 Oktober 2018. TEMPO/Andita Rahma
DPR Revisi Undang-Undang Olahraga, Tanpa Kemajuan dalam 15 Tahun?

DPR akan merevisi Undang-Undang Olahraga karena selama 15 tahun terakhir dinilai tidak membawa kemajuan.


Lifter Sri Hartati Rebut Emas Kejuaraan Dunia Angkat Berat 2019

20 November 2019

Atlet Lifter Angkat Berat Sri Hartati berpose saat sesi latihan di Padepokan Gajah Lampung, Lampung, 30 November 2015. ANTARA FOTO
Lifter Sri Hartati Rebut Emas Kejuaraan Dunia Angkat Berat 2019

Lifter putri Indonesia Sri Hartati menyabet medali emas pada ajang Kejuaraan Dunia Angkat Berat di Dubai.


Tim Karate Indonesia Juara Umum di Brunei Darussalam

3 Juli 2019

Tim Karate Indonesia berhasil menyabet gelar juara umum di Kejuaraan Karate Internasional Yura Dupa Khodadad Cup di Brunei Darussalam. ( KBRI Bandar Seri Begawan)
Tim Karate Indonesia Juara Umum di Brunei Darussalam

Tim Karate Indonesia berhasil menyabet juara umum di kejuaraan karate internasional "Yura Dupa Khodadad Cup" yang berlangsung di Brunei Darussalam.


Atlet Berkuda Indonesia Raih Emas di Hongkong

18 Februari 2019

Muhammad Akbar Kurniawan, 15 tahun, atlet berkuda Indonesia dalam sebuah kejuaraan, Desember 2018. (instagram.com/makbarkk)
Atlet Berkuda Indonesia Raih Emas di Hongkong

Muhammad Akbar Kurniawan, atlet berkuda Indonesia, behasil meraih medali emas dalam kejuaraan Asia junior di Hongkong.