TEMPO.CO, Jakarta- Aksi penurunan foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di gedung Nusantara III MPR/DPR oleh sejumlah mahasiswa dikecam Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas. Taufiq menilai aksi tersebut tidak pantas dilakukan, apalagi terhadap simbol-simbol negara.
Taufiq menyatakan pelaku perusakan terhadap foto tersebut harus diproses hukum. Dia meminta pelaku perusakan itu diperiksa apakah tindakan itu sengaja atau tidak. ”Apalagi dilakukan di kantor lembaga negara,” kata Taufiq di gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis 15 Maret 2012. "Penurunan foto Presiden itu tidak pantas."
Sebelumnya sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Jawa Barat memecahkan foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di gedung MPR/DPR, Senayan, Rabu, 14 Maret 2012. Tindakan itu karena mereka kecewa terhadap pemerintahan Presiden SBY.
Foto Presiden SBY yang dipecahkan berada di gedung Nusantara III. Foto berukuran 1,5 x 2 meter ini terletak di salah satu pilar di depan ruang Humas Sekretariat Jenderal DPR. Enam mahasiswa terlihat mengangkat foto ini sebelum akhirnya menjatuhkan foto ke lantai. Kaca yang melapisi foto langsung hancur berantakan. Mahasiswa yang menjatuhkan foto ini langsung dibekuk petugas keamanan.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Pramono Anung, juga tidak setuju dengan aksi tersebut. Sebelum insiden itu terjadi, mahasiswa ini menemui Pramono untuk berbicara mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak. Menurut dia, mahasiswa harus memberi penghormatan kepada Presiden. ”Saya sangat tidak setuju dengan cara-cara seperti itu,” kata dia.
I WAYAN AGUS PURNOMO
Berita Terkait
Mahasiswa Pecahkan Foto SBY di DPR
Enam Mahasiswa Perusak Foto SBY Jadi Tersangka