TEMPO.CO, New York - Harga emas akhirnya jatuh dibawah level US$ 1.650 per troy ounce, menghentikan kenaikan harga logam mulia sejak bank sentral Amerika Serikat (The Fed) mengumumkan tetap menjaga kebijakan suku bunga rendahnya setidaknya hingga 2014.
Emas yang diperdagangkan dibawah US$ 1.600 troy ounce menjelang akhir tahun 2011dan berhasil menguat hingga diatas US$ 1.700 per ounce setelah pengumuman The Fed mengenai suku bunga, 25 Januari lalu.
Semestinya, dengan rendahnya suku bunga maka imbal hasil berinvestasi emas lebih menarik. Harga emas bahkan diprediksikanakan menyentuh US$ 1.800 per ounce karena keputusan bank sentral mempertahankan suku bunganya di 0,25 persen, tapi target tersebut kini hilang.
Harga emas untuk kontrak bulan April kembali anjlok US$ 51,3 (3,03 persen) ke level US$ 1.642,9 per troy ounce di bursa komoditas New York semalam. Emas mengalami penurunan dalam tiga hari beruntun sebesar US$ 68,6 (4 persen) dari posisi akhir pekan lalu di US$ 1.711,5 per troy ounce.
Harga emas dengan kadar 99 persen di Jakarta kemarin juga turun menjadi Rp 553.000 per gram nya, menurut data dari logammulia.com. Dipasar elektronik Asia pagi ini harga emas naik US$ 1,1 (0,07) menjadi US$ 1.644 per troy ounce.
Sulit dipahami harga emas bisa merosot cukup tajam ditengah rendahnya suku bunga. Pernyataan The Fed yang memberikan penilaian bahwa mereka optimis bahwa ekonomi AS mengalami perbaikan dan inflasi tidak menjadi perhatian menurunkan kemungkinan kemungkinan adanya program pelonggaran moneter lebih lanjut. Hal ini yang membuat dukungan terhadap emas meredup, sebab harga emas akan cenderung menguat bila ada kekhawatiran terhadap inflasi dan adanya pelonggaran likuiditas.
Turunnya harga emas saat ini, sebenarnya memberikan kesempatan untuk kembali berinvestasi emas untuk jangka pedek di saat harganya murah,” kata Paul Christopher, kepala strategi internasional dari Well Fargo. “Namun demikian investor harus tetap berhati-hati dan tidak membiarkan posisi investasi emas porsinya terlalu besar.”
MARKETWATCH/ VIVA B. KUSNANDAR