TEMPO.CO, Jakarta - Menepis anggapan bahwa semakin tua, seseorang semakin menyebalkan, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa tingkat kebahagiaan kita mencapai puncaknya pada usia 45 tahun.
Para peneliti dari Warwick Medical School di University of Warwick menemukan bahwa partisipan dalam penelitian mereka mengaku memilik kualitas kehidupan mental yang lebih baik ketika mereka mencapai usia pertengahan sementara mengalami penurunan kualitas kehidupan fisik.
Studi ini menganalisis gaya hidup dan pola kesehatan lebih dari 10 ribu orang di Amerika dan Inggris serta meneliti kualitas kehidupan mental dan fisik mereka, maupun status kesehatan mereka dengan melihat faktor-faktor seperti kesehatan secara umum, fungsi sosial, kesehatan mental dan ambang nyeri.
“Sudah jelas bahwa kualitas hidup secara fisik orang yang bertambah usianya semakin memburuk tetapi yang menarik adalah bahwa kesejahteraan mental mereka ternyata tidak memburuk bahkan meningkat,” ungkap Dr. Kanda Ngianga-Bakwin dalam pernyataannya seperti dikutip situs Huffington Post edisi 12 Maret 2012.
“Kami menduga bahwa hal ini terjadi karena kemampuan untuk mengatasi masalah semakin baik ketika seseorang bertambah usia dan cenderung untuk mempunyai mekanisme internal yang lebih baik dalam mengatasi masalah ketimbang orang muda,” kata Dr. Kanda.
Hal tersebut juga bisa dikarenakan,”Semakin rendahnya ekspektasi mereka dari kehidupan; orang-orang yang lebih tua cenderung untuk meminimalkan tekanan atas diri mereka dalam lingkup profesional maupun pribadi.”
Studi ini juga meneliti mengenai efek tidur pada kualitas hidup seseorang dan menemukan bahwa ada durasi minimum untuk tidur. Para partisipan yang tidur antara enam hingga delapan jam per hari cenderung untuk mempunyai kesehatan fisik dan mental yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidur kurang dari enam jam pada malam hari.
HUFFINGTON POST | ARBA’IYAH SATRIANI