TEMPO.CO, Pontianak -- Pemerintah Kota Pontianak meliburkan aktivitas belajar mengajar SD sampai SMA dan sederajat pada Sabtu, 17 Maret 2012. Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengatakan, aktivitas belajar di Kota Pontianak libur agar polisi fokus pada pengamanan kota. "Satu hari saja," kata dia seperti dikutip Antara, Jumat, 16 Maret 2012.
Situasi di Pontianak masih tegang pada Kamis, 15 Maret 2012. Ribuan orang berkumpul di Rumah Betang, Jalan Sutoyo, Pontianak, sejak pagi untuk mempertanyakan kejelasan kasus perusakan papan nama asrama mahasiswa Pangsuma, Pontianak. Perusakan terjadi setelah ada spanduk bertuliskan penolakan terhadap FPI yang dipasang di dekat papan nama.
Massa yang berkumpul meminta FPI dibubarkan. Warga kemudian turun ke jalan dan menuju kantor Kepolisian Daerah Kalimantan Barat. Akibatnya, sejumlah ruas jalan ditutup. Polisi juga sempat melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa. Adapun asrama Pangsuma dikawal ketat aparat.
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat telah menurunkan 200 personel yang terdiri dari 100 anggota Brimob dan 100 anggota Sabhara. Dari Jakarta, Markas Besar Polisi juga menurunkan 364 anggota Brimob untuk mengawal Kota Pontianak. (lihat: Kisruh Spanduk Anti-FPI, 364 Brimob Datang Subuh).
ANTARA | YANDI
Berita Terkait
Mabes Polri Kirim Brimob Antisipasi Rusuh Spanduk AntiFPI
Ribut Spanduk Tolak FPI, Pontianak Tegang
Cegah Rusuh Demo Anti FPI, Polisi Tutup Jalan
Demo AntiFPI, Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan
FPI: Itu Bukan Suku Dayak, Tapi Preman Anarkis
Taufiq Kiemas Minta FPI Hormati Kearifan Lokal Dayak
Warga Dayak Tolak Ketua FPI Habib Rizieq
Alasan Warga Dayak Tolak FPI
Tokoh FPI Habib Rizieq Salahkan Gubernur Kalteng
Habib Rizieq: Ada yang Ingin Adu Domba FPI
Gus Solah Sarankan FPI Lakukan Survei