TEMPO.CO, Pontianak - Situasi Kota Pontianak berangsur pulih. Pemerintah Kota Pontianak meliburkan sekolah untuk mengantisipasi kondisi keamanan setelah bentrok massa FPI dan Dayak, Kamis, 15 Maret 2012. Kawasan pertokoan di Jalan Gajahmada, Jalan Nusa Indah, dan Tanjungpura sudah mulai ramai dengan aktivitas usaha. Namun tak sedikit yang masih menunggu situasi dan kondisi pulih total untuk kembali beroperasi.
Pasar tradisional, pasar swalayan, dan departemen store di Kota Pontianak juga sudah mulai buka. Eskalasi massa juga sudah mulai menurun.
Meskipun begitu, masih ada saja warga Dayak yang memenuhi Rumah Bentang dengan jumlah banyak walaupun tak sebanyak hari sebelumnya. Demi mengantisipasi situasi, polisi masih menyiapkan baracuda dan water canon di rumah adat yang berdampingan dengan Polsek Pontianak Selatan.
Mabes Polri mengirimkan tambahan 364 personil Brigade Mobil ke Pontianak, Kalimantan Barat. Juru bicara Mabes Polri Inspektur Saud Usman Nasution mengarahkan ratusan personel Brimob untuk menjaga situasi. "Situasinya di sana sudah kondusif. Tapi kami tetap mengirim Brimob ke sana," kata Saud kepada Tempo, Jumat, 16 Maret 2012.
Menurut Saud, ke-364 pasukan terdiri dari 200 petugas Brimob Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Sisanya berasal dari satuan Brimob Bogor, Jawa Barat. Mereka berangkat sejak kemarin dan tiba di Pontianak sekitar pukul 03.30 dinihari. "Pengamanan agar masyarakat tidak merasa khawatir," ujarnya.
Situasi di Pontianak kemarin tegang. Ribuan orang berkumpul di Rumah Betang, Jalan Sutoyo, Pontianak, sejak pagi untuk mempertanyakan kejelasan kasus pengrusakan papan nama asrama mahasiswa Pangsuma, Pontianak. Pengrusakan terjadi setelah ada spanduk bertuliskan penolakan terhadap FPI yang dipasang di dekat papan nama.
Massa yang berkumpul meminta FPI dibubarkan. Warga kemudian turun ke jalan, menuju kantor Kepolisian Daerah Kalimantan Barat. Akibatnya, sejumlah ruas jalan ditutup. Polisi juga sempat melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa. Adapun asrama Pangsuma dikawal ketat aparat.
Polda Kalbar sebelumnya telah menurunkan 200 personel yang terdiri dari 100 anggota Brimob dan 100 anggota Sabhara untuk mengamankan situasi yang terus berkembang di wilayah hukum Polresta Pontianak. Sejumlah pihak juga meminta agar masyarakat Kalbar tetap tenang dan tidak terprovokasi isu-isu yang berkembang saat ini.
Selain menurunkan pasukan, kata Saud, aparat juga mengupayakan jalur mediasi dan negosiasi antarpihak yang berkonflik. Negosiasi diharapkan bisa menampung keinginan dari sejumkah pihak, dan mereduksi potensi konflik lebih lanjut. "Kalau ada hal-hal yang tidak disukai dari kelompok lain, atau ada keinginan membubarkan kelompok lain, tentu harus menempuh jalur yang benar," kata Saud.
ASEANTY PAHLEVI | ISMA SAVITRI
Berita terkait
Ribut Spanduk Tolak FPI, Pontianak Tegang
Kronologi Ricuh Spanduk Anti-FPI di Pontianak
Pascarusuh Anti-FPI, Pemuda Melayu Minta Anggotanya Tahan Diri
Munarman: Bentrok Anti-FPI di Pontianak Bukan Soal Spanduk
Kisruh Spanduk Anti-FPI, 364 Brimob Datang Subuh
Mabes Polri Kirim Brimob Antisipasi Rusuh Spanduk AntiFPI
Ribut Spanduk Tolak FPI, Pontianak Tegang
Cegah Rusuh Demo Anti FPI, Polisi Tutup Jalan
Demo AntiFPI, Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan
FPI: Itu Bukan Suku Dayak, Tapi Preman Anarkis
Taufiq Kiemas Minta FPI Hormati Kearifan Lokal Dayak
Warga Dayak Tolak Ketua FPI Habib Rizieq