TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Didik J. Rachbini mengenang almarhum pakar sosiologi pedesaan, Prof Sajogyo, yang tutup usia pada Sabtu pagi, 17 Maret 2012. Ia dan almarhum berada di dalam satu almamater, yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB). "Dia memiliki pribadi yang pendiam dan selalu tekun memajukan dunia sosiologi," ujarnya dalam pesan pendek.
Ketika dihubungi, pria asal Jawa Timur itu sedang berada dalam perjalanan untuk melayat ke rumah duka di Jalan Malabar, Bogor, Jawa Barat. "Wajib melayat karena beliau adalah guru saya, meskipun saya sedang kurang sehat," katanya.
Terakhir kali Didik bertemu dengan Sajogyo adalah beberapa tahun lalu dalam sebuah seminar, namun ia lupa kapan tepatnya. Didik mengatakan tidak ada pesan khusus yang disampaikan oleh Sajogyo ketika terakhir berjumpa dengannya.
"Saya adalah murid beliau yang biasa-biasa saja, tetapi saya sangat kehilangan," katanya.
Prof Sajogyo, yang dikenal sebagai Bapak Sosiologi Pedesaan, tutup usia pada pukul 05.30 pagi tadi di RS PMI Bogor. Ia mengembuskan napas terakhir dalam usia 85 tahun.
Pria kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, itu pernah menjabat sebagai Rektor IPB pada 1965 hingga 1966. Pada 2004, almarhum mendirikan Sajogyo Institute, lembaga yang didirikan untuk penelitian dan pendampingan penduduk miskin guna meningkatkan keterampilan dan permodalan.
Almarhum pernah meraih Habibie Award pada November 2011. Penghargaan tersebut diberikan atas perannya sebagai peletak dasar studi sosial ekonomi pedesaan di Indonesia.
SATWIKA MOVEMENTI