TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) meragukan netralitas Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dalam menyelesaikan kisruh sepak bola Tanah Air. Keraguan PSSI itu muncul karena Hinca Panjaitan, yang menjabat Sekretaris Jenderal Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), juga menjabat Wakil I Bidang Pembinaan Hukum di KONI.
Indikasi ketidaknetralan itu antara lain disampaikan koordinator tim nasional, Bob Hippy. Ia membandingkan sikap KONI di kepengurusan Rita Subowo yang tidak pernah mau mencampuri internal PSSI, apalagi mengancam akan mengambil alih kepengurusan. "Dulu (kepengurusan KONI Rita Subuwo) sama sekali tidak ikut campur. Komentar saja tidak," kata Bob Hippy, Sabtu, 17 Maret 2012.
Kecurigaan ketidaknetralan itu juga disampaikan Ketua PSSI Djohar Arifin Husin, pada Kamis lalu, di sela-sela peninjauan kursus lisensi D Nasional di perkemahan Cibubur. Djohar memberi contoh, kepengurusan Rita Subowo yang tidak mau menerima kelompok 78 karena ingin tetap netral dan tidak terkesan mendukung suatu kelompok. Kelompok 78 merupakan kelompok pendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro saat pemilihan Ketua PSSI tahun 2011 lalu.
"Padahal saat itu hubungan Rita dan pengurus PSSI tidak bagus. Tapi ia tetap tidak mau menerima kelompok 78 karena takut dicap memihak. Ia menghargai dan melindungi organisasi olahraga yang ada di bawah KONI," kata Djohar kepada Tempo saat itu.
Menanggapi tudingan PSSI itu, Ketua KONI Pusat Tono Suratman membantah dengan tegas. "Tidak mungkin seperti itu (memihak). Kami selalu berpijak pada aturan yang ada," kata Tono.
Hinca yang duduk di bidang pembinaan hukum KONI, menurut Tono, sama sekal tidak dilibatkan dalam tim kecil rekonsiliasi yang dibentuk KONI. "Sangat tidak mungkin Hinca bisa mempengaruhi tim rekonsiliasi. Tidak usah diragukan tim yang kami bentuk," kata Tono lagi.
KONI, lanjut Tono, hanya berpijak pada instruksi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang meminta KONI menengahi sengkarut di PSSI tanpa ada tendensi keberpihakan kepada suatu kelompok. "Kami hanya menegakkan aturan. Jika ada yang dilanggar, itu yang harus dibenahi," kata Tono.
KONI pada Kamis lalu juga telah mengeluarkan sembilan poin keputusan yang harus ditaati semua pihak yang bertikai. Dalam salah satu poin keputusan yang dibacakan Tono, KONI mengancam akan mengambil alih kepengurusan PSSI jika masalah yang terjadi saat ini tidak kunjung selesai. Pernyataan itu yang kemudian memancing reaksi keras dari PSSI, sehingga muncul tudingan keberpihakan.
ARIE FIRDAUS