TEMPO.CO, Sukoharjo -- Juru bicara utama Jamaah Asharut Tauhid (JAT) Abdurrachman Ba’asyir enggan menanggapi tudingan kelompoknya terkait dengan jaringan terduga teroris Bali yang ditembak mati, Minggu malam.
Tudingan tersebut sebelumnya dilontarkan oleh Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai. (lihat: JAT Dituding Terkait Teroris Bali)
Abdurrachim mengaku hingga saat ini dirinya belum begitu mengikuti perkembangan pemberitaan mengenai kasus di Bali. Apalagi, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui identitas lima orang yang ditembak mati tersebut. Polisi hingga saat ini juga belum mengungkap identitasnya secara lengkap. “Jadi kami jelas belum bisa menanggapi,” kata pria yang sering disapa Iim tersebut, Senin 19 Maret 2012.
Menurut Abdurrachim, JAT sudah terbiasa dikaitkan dengan jaringan teroris. “Lebih tepatnya, sering dihubung-hubungkan," kata dia. Dia merasa jika organisasinya sengaja dibenturkan dengan masyarakat.
Dirinya menyesalkan tindakan aparat yang menembak mati buruannya. Sebab, hal itu membuat tuduhan yang dibuat oleh polisi tidak perlu lagi pembuktian melalui pengadilan. “Tuduhan seperti itu sudah seperti sebuah vonis dan yang dituduh tidak bisa membantah,” kata Abdurrachim.
Abdurrachim mengaku kaget saat mendengar tersangka yang ditembak mati di Bali sempat meminta pelayanan dari wanita panggilan. “Jika akhirnya dikaitkan dengan JAT, itu merupakan pembunuhan karakter yang keji,” katanya. Dirinya yakin, rekan-rekannya tidak mungkin melakukan hal tersebut.
AHMAD RAFIQ
Berita terkait
Kapolri: Lima Teroris di Bali Jaringan Rampok CIMB
Dibawa ke Jakarta, Jenazah 5 Teroris Diberi Label
Kisah Perempuan Saat Penggerebekan Teroris di Bali
Jenazah Lima Teroris di Bali Diidentifikasi
Jenazah 5 Teroris di Bali Dijaga Ketat Polisi
Lokasi Penembakan Teroris di Bali Jadi Tontonan
Ditembak di Bali, Lima Teroris Juga Diduga Perampok