TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengelola Hotel Santika berencana menaikkan volume bisnis sebagai antisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per April mendatang. General Manager Hotel Santika Yogyakarta Ari Respati menyatakan kenaikan volume bisnis dilakukan agar tingkat okupansinya meningkat tanpa harus menaikkan tarif kamar.
Selain membidik hajatan MICE (meeting, incentives, conference, and exhibition), pihak hotel juga akan menyediakan restoran dengan berbagai macam menu Nusantara, selain untuk makan pagi bagi para tamu. "Kami tidak menaikkan tarif kamar. Tetapi dengan menaikkan volume bisnis, ongkos operasional dan target hotel bisa terpenuhi," katanya, Senin, 19 Maret 2012.
Ia menyatakan kenaikan tarif kamar hotel sebisa mungkin dihindari untuk pemasaran kamar hotel. Sebab, dengan harga tarif kamar yang tetap, justru bisa menaikkan volume okupansi kamar.
Pada tiga bulan pertama awal tahun, memang masih dibilang sepi tamu. Namun, setelah itu, kamar-kamar hotel dipastikan tinggi tingkat keterisiannya.
Biasanya tingkat okupansi kamar hanya sampai 75 persen. Namun, karena harga BBM naik, maka tingkat hunian hotel dimaksimalkan mencapai di atas angka 90 persen. Meskipun begitu, kenaikan harga BBM akan sangat terasa pada hotel kelas melati maupun hotel bintang lima. Hotel kelas bintang di bawah bintang lima masih bisa bertahan dengan harga lama.
Soal kenaikan tarif kamar, ia menyatakan, harga rata-rata kamar hotel di Yogyakarta dinilai masih sangat rendah dibandingkan dengan kota lainnya. Seharusnya pemerintah mengubah rate tarif kamar hotel karena masih sangat kecil.
Menu-menu masakan Nusantara yang disediakan di restoran di Hotel Santika antara lain ayam masak Bugis, kuah asam rujak, dan woku dari Sulawesi. Setiap minggu, akan berganti menu di "Nusantara Corner".
"Di sini kami menghadirkan aneka masakan dari daerah di Indonesia dilengkapi dengan suasana daerah itu, seperti pakaian adat bagi petugasnya," kata Fera Leonidya, Public Relation Hotel Santika Yogyakarta.
Sementara itu, Hotel Inna Garuda akan menaikkan tarif kamar hotel jika harga BBM sudah naik. Namun kenaikan tarif kamar sudah direncanakan akhir tahun lalu. Sebab diprediksi pada tahun ini harga BBM akan naik. “Kenaikan tarif kamar sekitar 15 persen," kata General Manager Inna Garuda Hotel Yayat Hidayat.
Ia menjelaskan, untuk ongkos operasional, diperkirakan akan naik seiring kenaikan harga BBM, maka perlu upaya pengiritan. Upaya mengirit biaya, antara lain sudah tidak digunakannya mesin boiler atau pemanas air yang menggunakan solar nonsubsidi, tetapi diganti dengan listrik.
MUH SYAIFULLAH