TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepolisian Resor Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 19 Maret 2012, menerjunkan satu peleton anggotanya untuk berjaga di Pelabuhan Ketapang pascapenembakan terduga teroris di Bali.
Mereka ditempatkan di pintu masuk dan pintu keluar pelabuhan. Setiap penumpang dan kendaraan yang akan menyeberang diperiksa secara ketat meliputi kartu identitas dan kelengkapan surat-surat bermotor. Polisi juga memeriksa seluruh bagian kendaraan menggunakan metal detektor.
Kepala Kepolisian Resor Banyuwangi, Ajun Komisaris Besar Nanang Masbudi, menjelaskan bahwa pengamanan diperketat untuk mengantisipasi adanya teroris lainnya yang menyusup masuk ke Bali melalui Pelabuhan Ketapang. "Ini pengamanan imbangan pascapenembakan terduga teroris di Bali tadi malam," katanya kepada wartawan, Senin, 19 Maret 2012.
Selain Pelabuhan Ketapang, Polres juga menurunkan anggotanya untuk memperketat keamanan di sejumlah pelabuhan rakyat di Banyuwangi. Sebab, pelabuhan rakyat bisa menjadi akses untuk masuk maupun keluar dari Bali.
Hingga siang ini, polisi belum menemukan adanya orang-orang yang mencurigakan, baik yang menuju Bali maupun yang masuk dari Bali. Pengamanan di pelabuhan akan dilakukan hingga situasi kembali kondusif.
Minggu tadi malam, 18 Maret 2012, tim Densus 88 Anti-Teror menembak mati lima orang teroris di dua lokasi di Kota Denpasar, Bali. HN, 32 tahun, dan AG, 30 tahun tewas dalam baku tembak di Gunung Soputan, Denpasar Barat.
Adapun tiga orang lainnya, UH dan Dd, 27 tahun asal Bandung serta M, 30 tahun asal Makassar diringkus di Jalan Danau Poso 58, Sanur, Denpasar Selatan. Kelimanya terendus hendak melakukan perampokan bank dan tempat penukaran uang asing di Bali.
IKA NINGTYAS