TEMPO.CO , BERLIN: --Mantan aktivis prodemokrasi, Joachim Gauck, 72 tahun, dilantik sebagai Presiden Jerman pada Minggu lalu. Ia menggantikan posisi Christian Wulff, yang mengundurkan diri karena dijerat isu korupsi.
Gauck didukung oleh mayoritas partai politik di parlemen dengan menerima 991 suara dari 1.232 suara. Gauk sendiri tidak berafiliasi dengan satu partai politik pun.
Menurut Kepala parlemen Jerman, Norbert Lammert, mantan pastor Lutheren itu mengalahkan kandidat partai kiri, Beate Klarsfeld, yang meraih 126 suara; Olaf Rose, kandidat dari partai NPD dengan 3 suara; dan 108 suara abstain.
“Saya menerima tugas ini. Setelah lika-liku politik yang panjang di abad ke-20 ini, saya melakukannya dengan rasa syukur tak terbatas sebagai seseorang yang akhirnya dan tidak diperkirakan menemukan rumahnya kembali dan yang senang hati berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi selama 20 tahun terakhir,” kata Gauck di hadapan majelis parlemen.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan Jerman selayaknya bangga dengan presiden baru yang terpilih dengan hasil yang sangat meyakinkan.
Pemilihan Gauck, ujar Merkel, sebagai sinyal keberhasilan reunifikasi Jerman. “Kita juga dapat sedikit berbangga soal itu.”
Merkel dan Gauch memang lahir dan besar di Jerman Timur. Pada 1989, Jerman Timur bersatu kembali dengan Jerman Barat ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin.
Sedangkan Wulff, 52 tahun, memilih mengasingkan diri di satu biara. Kasusnya sendiri belum jelas kelanjutannya.
Harian Bild pertama kali mengangkat kasus Wulff yang dituding menerima uang untuk pinjaman kredit rumah sebesar 500 ribu euro dari seorang istri pengusaha, yang merupakan teman baik Wulff.
AP | SPIEGEL ONLINE | BBC | MARIA RITA