TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis bank syariah tumbuh semakin pesat beberapa waktu terakhir. Bank Indonesia memperkirakan pangsa pasar bank syariah bisa tumbuh 10 persen atau dua kali lipat dan menyaingi bank konvensional lima tahun mendatang. "Hal ini bisa tercapai jika laju pertumbuhan ini bisa kita pertahankan," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah saat membuka Musyawarah Nasional ke-5 Bank Syariah di Hotel Bidakara, Rabu, 21 Maret 2012.
Bank Indonesia mencatat total aset perbankan syariah rata-rata tumbuh 40,5 persen dalam lima tahun. Halim mengatakan, dibandingkan perbankan konvensional, industri perbankan syariah tumbuh dua kali lipat. Saat ini bank syariah baru menguasai 4 persen pangsa pasar perbankan nasional, masih di bawah target yang ditetapkan bank sentral sebesar 5 persen. "Tapi saya yakin target ini bakal terealisasi dalam waktu dekat," ujarnya.
Baca Juga:
Untuk mendorong pencapaian target itu, Halim mengatakan perlunya insentif berupa kelonggaran pajak atau pemberian aturan penetrasi pasar. Namun ia menekankan bahwa industri tak boleh bergantung pada insentif dari pemerintah. "Yang perlu kita siapkan adalah inovasi produk dengan landasan fatwa, fikih, dan muamalah," katanya.
Saat ini banyak produk bank syariah yang potensial, namun tak dijual dengan baik. Halim mencontohkan skema Kredit Pemilikan Rumah bank syariah yang tak disosialisasikan dengan baik. Demi meningkatkan inovasi produk, menurut dia, bank sentral bakal membuat kelompok kerja khusus yang menangani masalah ini.
Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Riawan Amin mengatakan pihaknya tengah berupaya menyatukan persepsi antarpelaku industri untuk menghadapi tantangan ke depan. Ia pun meminta Bank Indonesia membantu kemajuan bank syariah. "Kami berharap peran keuangan syariah lebih dominan di masa depan," ujarnya.
MARTHA THERTINA