TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Teguh Boediyana mendukung langkah pemerintah menarik investor di sektor peternakan sapi. Hanya, dia meminta investor melibatkan peternak lokal melalui pola plasma-inti rakyat.
"Investor bisa membantu kita meningkatkan produksi sapi lokal. Idealnya, pola keterlibatan peternak lokal itu 50 persen banding 50 persen," kata Teguh ketika dihubungi, Rabu, 21 Maret 2012.
Teguh menekankan investor juga harus mampu melakukan transfer pengetahuan dan teknologi kepada peternak lokal. Dengan begitu, pengusaha maupun peternak sapi lokal tidak akan merasa tersaingi, bahkan bisa meningkatkan efisiensi serta kualitas sapi.
Menurut Teguh, potensi investasi yang menguntungkan berada di sektor peternakan sapi perah. Sebab, selain bisa memanfaatkan sapinya untuk dipotong, diharapkan produksi susu ikut meningkat. Selama ini, 70 persen susu yang dikonsumsi masyarakat diimpor. "Saya kira, 5-6 tahun investasi sapi perah sudah cukup feasible untuk hasilkan keuntungan," ujarnya.
Masuknya investor diharapkan bisa meningkatkan daya saing produk dalam negeri dan membuka peluang untuk menjadi negara eksportir susu. Teguh yakin, status Indonesia sebagai negara yang bebas penyakit mulut dan kaki, bisa menjadi keuntungan tersendiri untuk ekspor sapi dan produknya.
"Kita bisa ekspor ke negara-negara yang ketat persyaratannya, seperti ke Jepang dan Korea. Mereka adalah pengimpor daging dunia yang besar dan kebanyakan mereka impor dari Australia dan Amerika," ujarnya.
ROSALINA