TEMPO.CO, - Aneke dan Iwan mengaku menyesal bercerai sebagai pasangan suami-istri. Aneke yang sifatnya sensitif, mudah tersinggung setiap ada masalah dengan suaminya, langsung bercerita ke orang tua, sanak saudara, dan teman.
Sementara itu Iwan sifatnya galak, egois, maunya menang sendiri dan kalau bersuara cukup keras. Ketika terjadi perang mulut yang tidak terhiraukan lagi, keduanya memutuskan langsung bercerai. Namun setelah dua tahun bercerai, mereka menyesali tindakannya. Apalagi ke dua buah hati mereka masih ingin ayah ibunya tinggal serumah bersama dengan mereka.
Menurut psikolog Kassandra A. Putranto, faktor perceraian biasanya karena sudah tidak sejalan lagi dengan komitmen, tidak lagi sesuai dengan prinsip hidup, soal materi, keturunan, dan banyak faktor lainnya. Meski begitu tak jarang perceraian bisa terpicu karena pertikaian di antara pasangan itu karena caci maki. "Emosi dan kata-kata panas penuh caci bisa memicu proses perceraian terjadi," kata Kasandra kepada Tempo, Selasa 20 Maret 2012.
Pada kasus Aneke dan Iwan, perceraian tidak terelakkan lagi ketika pasangan suami-istri yang tadinya hidup harmonis penuh cinta lalu sering bertengkar dengan segala caci maki yang keluar dari bibir mereka.
Nah, saat saling memaki inilah sifat asli dan sifat jelek setiap pasangan tampak secara nyata. Kassandra mengatakan saling memaki kalimat yang kasar dan tidak indah tentunya sangat tidak sehat untuk suatu pernikahan. Memang dalam pernikahan yang namanya konflik merupakan hal biasa, tapi sebisa mungkin jangan ke luar kalimat mengumpang dan saling memaki.
HADRIANI PUDJIARTI