TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Kassandra A. Putranto menyebut perceraian kerap terjadi karena sejumlah faktor. Di antaranya karena sudah tidak sejalan lagi dengan komitmen, tidak lagi sesuai dengan prinsip hidup, soal materi, keturunan, dan banyak faktor lainnya.
Meskipun begitu, tak jarang perceraian bisa terpicu karena pertikaian di antara pasangan itu dipicu oleh caci-maki. "Emosi dan kata-kata panas penuh caci bisa memicu proses perceraian terjadi," kata Kassandra kepada Tempo, Selasa, 20 Maret 2012. (Baca:Awas, Suami Istri Saling Memaki Bisa Picu Perceraian).
Nah, saat saling memaki inilah sebagai sifat asli dan sifat jelek masing-masing dari pasangan tampak secara nyata. Kalimat apa saja yang biasanya membuat pasangan suami istri yang menikah mengalami pertengkaran hebat dan memicu perceraian?
1.“Kalau bukan saya yang menikahi kamu belum tentu dirimu jadi apa-apa.”
Sepintas kalimat ini biasa-biasa saja, tetapi ketika diucapkan tentu sangat menyakitkan baik untuk pasangan si perempuan atau laki-laki.
2.“Kamu hidup dari uang saya.”
Dulu mungkin pria memang satu-satunya pemegang kendali keuangan karena befungsi sebagai pencari nafkah. Namun, di zaman sekarang ini, pria dan wanita sama-sama mencari nafkah dan tidak jarang kondisi ini menimbulkan pertengkaran hebat bila keduanya tidak bisa membahas soal keuangan mereka dengan baik.
3.“Ibumu ingin menyingkirkan saya.”
Meskipun pernyataan ini umumnya disampaikan perempuan, tetapi pria juga sangat sensitif urusan yang satu ini. Umumnya, setiap orang berusaha untuk dekat dan menempatkan diri dengan mertua mereka. Namun ketika usaha itu sudah dilakukan dan tidak berhasil juga, maka perasaan tidak diterima tetap ada.
4."Kamu tidak cocok menjadi orang tua "
Apabila di dalam keseharian Anda dan pasangan tidak bisa saling menekan keegoisan dan selalu bertengkar, bahkan menuduh bahwa dia tidak cocok menjadi orang tua, itu adalah kesalahan yang sangat fatal. Karena ketika Anda bicara seperti itu, maka Anda juga dianggap tidak layak menjadi orang tua.
5."Kamu beruntung hidup bersamaku".
Kadang ketika persoalan muncul, kerap keluar kalimat yang tidak perlu. Pernikahan adalah apa yang ingin Anda lakukan atas kesepakatan kedua belah pihak. Jadi, bukan hal bijaksana jika salah satu di antara Anda merasa paling baik daripada pasangan Anda.
6."Katakan sekali lagi dan aku akan meninggalkanmu"
Anda bisa saja mengulang kata-kata tersebut sebanyak yang Anda mau, tapi itu hanya akan memperburuk keadaan. Semua akan disesali ketika salah satu dari Anda benar-benar melakukan hal tersebut.
HADRIANI P