TEMPO.CO , Jakarta:—Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung menantang Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie menggelar konvensi penjaringan calon presiden 2014 dari Partai Golkar. Akbar mengaku lebih berpengalaman berpolitik dibandingkan dengan Ical--sapaan Aburizal.
Bekas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu menegaskan seharusnya Golkar di era reformasi melakukan rekrutmen kepemimpinan melalui mekanisme yang demokratis, transparan, akuntabel, serta melewati kompetisi yang sehat. “Saya menganut sistem seperti itu, termasuk waktu di konvensi nasional (tahun 2004) dulu,” kata Akbar setelah berbicara dalam diskusi politik “Kaukus Perempuan Politik Indonesia Kota Malang”, Kamis 22 Maret 2012 lalu.
Konvensi nasional calon presiden, kata dia, merupakan langkah yang sangat demokratis yang dirintisnya saat memimpin Golkar pada 1999-2004. “Saya harap mekanisme konvensi bisa dilakukan kembali karena konvensi merupakan hakikat dari paradigma baru Golkar,” kata Akbar.
Akbar pun mengingatkan pengurus Golkar agar bersikap terbuka kepada semua calon potensial selain Aburizal. Partai Golkar, kata dia, juga harus menyiapkan alternatif pilihan jika hasil survei atas popularitas Aburizal tak sesuai dengan harapan.
Dalam forum diskusi tersebut, sebelumnya, ada dua peserta meminta kesediaan Akbar maju ke bursa calon presiden 2014. Ia bahkan secara eksplisit diminta berduet dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Namun Akbar enggan berkomentar. “Terlalu dini untuk membicarakannya. Kita lihat saja nanti.”
Menurut Akbar, Rapat Pimpinan Nasional Golkar pada Oktober 2011 memang sudah merekomendasikan Ical sebagai calon presiden. Namun kepastian pencalonan itu baru akan diputuskan dalam rapat serupa pada Oktober 2012 mendatang, ditambah hasil survei elektabilitas.
Meski tak yakin popularitasnya lebih tinggi dibanding Ical, Akbar merasa lebih berpengalaman dalam berpolitik. Akbar sudah di Golkar sejak 1973, serta mencapai posisi-posisi puncak di struktur partai dari era kepemimpinan Sudharmono sampai sekarang.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan partainya tidak akan menggelar konvensi. "Kami lebih memilih menggunakan mekanisme survei," kata Nurul saat dihubungi, kemarin.
Anggota Komisi Pemerintahan DPR itu menilai konvensi sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi internal Golkar. Menurut dia, dipakainya mekanisme konvensi pada 2004 karena Golkar saat itu tidak memiliki figur. Akhirnya konvensi itu dimenangi Wiranto, yang bukan kader Golkar. "Sekarang Golkar memiliki figur Aburizal Bakrie," ujarnya.
ABDI PURMONO | SYAILENDRA