TEMPO.CO, Jakarta - Indra 'Singo Edan' Azwan, warga Jawa Timur, menuju Mekah dengan rute Jakarta-Merak-Bakauheni-Lampung-Riau (Dumai)-Malaysia-Thailand-Myanmar-Bangladesh-India-Pakistan-Iran-Irak-Arab Saudi.
Istana Negara menjadi titik keberangkatan karena aksi jalan kaki Indra sebelumnya berakhir di situ. Bulan lalu, Indra berjalan kaki menuju Jakarta dari Malang, Jawa Timur. Ia baru tiba di Jakarta, Ahad, 18 Maret 2012.
Selasa pekan lalu, Indra datang ke Istana Negara berniat menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia hendak mengembalikan uang Rp 25 juta yang pernah diberikan Kepala Rumah Tangga Istana sebagai santunan baginya.
Santunan ini diberikan setelah pada tahun 1993, anak sulungnya tewas ditabrak lari seorang polisi bernama Joko Sumantri. Kasus itu baru dibawa ke pengadilan tahun 2008 dan Joko diputus bebas karena kasus dianggap kedaluwarsa. Indra tak terima. Oknum pengadilan militer sengaja memperlambat penyerahan berkas kasus itu.
Indra kemudian menggelar aksi jalan kaki dari Malang menuju Jakarta. Pertama, ia melakukan pada tahun 2010. Tahun ini ia kembali melakukan perjalanan dan baru tiba di Jakarta, 18 Maret 2012. Ia ingin kasus kematian anaknya kembali diusut tuntas.
Tak berhasil menemui Presiden SBY yang sedang berada di Bogor saat itu, Indra menyerahkan uang tersebut kepada Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana di kantor Sekretariat Negara. "Saya tidak butuh uang, saya butuh keadilan!" kata Indra.
GAKI MAKITAN