TEMPO.CO , Seoul:Para pejabat Korea Selatan Ahad 25 Maret 2012 kemarin menyatakan Korea Utara telah memindahkan sebuah roket ke sebuah situs baru dalam persiapan suatu peluncuran bulan depan. Amerika Serikat menyebut peluncuran itu sebagai kedok tes misil-misil jarak jauhnya.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak mendesak Korea Utara segara menghentikan rencana peluncuran dan memberi peringatan di Seoul bahwa mereka akan menghadapi dengan tegas provokasi apa pun. Obama menyebutkan manuver Pyongyang akan membahayakan kesepakatan, lantaran Amerika akan mengapalkan bantuan makanan ke Korea Utara dalam pertukaran untuk suatu membekukan aktivitas nuklir.
"Perilaku buruk bakal tidak dihargai," kata Obama dalam sebuah konferensi bersama dengan Lee sehari menjelang KTT Keamanan Nuklir di Seoul, Korea Selatan. Kemarin pagi, Obama melakukan lawatan simbolis yang kian meningkatkan ketegangan, yakni ke daerah demiliterisasi (DMZ) di perbatasan yang penuh senjata berat yang membelah Korea, enam dekade sejak Perang Korea berakhir dalam gencatan senjata.
Persiapan peluncuran roket Korea Utara diperkirakan mendominasi sisi lain diskusi pada KTT tersebut yang digelar hari ini hingga besok. Persiapan peluncuran tiba saat para warga Korea Utara dan pemimpin baru Kim Jong-un memperingati 100 hari kematian ayah Jong-un, Kim Jong-il.
Menurut Kementerian Pertahanan dan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan kemarin, di barat laut Korea Utara, tubuh utama sebuah roket jarak jauh telah dibawa ke sebuah gedung di Desa Tongchang-ri di Provinsi Phyongan Utara. Namun pejabat yang tak mau disebutkan namanya itu tak memberi detail lainnya.
Situs Tongchang-ri terletak 50 kilometer dari kota perbatasan Cina, Dandong. Para pengamat menggambarkan lokasi itu baru dan lebih canggih, yang akan memungkinkan Korea Utara menembakkan roket dari pantai barat. Adapun Korea Utara beberapa kali menyatakan rencana mereka adalah melansir sebuah satelit untuk keperluan ilmu pengetahuan.
Sabtu lalu, seperti dikutip The Sydney Morning Herald, Kurt Campbell, Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Hubungan Asia Timur dan Pasifik menyampaikan pesan pribadi kepada Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr.
"Jika tes misil (jarak jauh) itu dilakukan sebagaimana ditunjukkan Korea Utara. Penilaian kami adalah bahwa hal itu akan berpengaruh di daerah, kira-kira antara Australia, Indonesia, dan Filipina," demikian pernyataan Campbell.
AP | HUFFINGTON POST | GULFNEWS | DWI ARJANTO