TEMPO.CO, Surabaya - Ratusan warga Surabaya, Senin, 26 Maret 2012, mendatangi kantor Gubernur Jawa Timur di Jalan Pahlawan, Surabaya. Massa mendesak gubernur membatalkan rencana pembangunan jalan tol tengah Kota Surabaya.
Setiba di depan kantor gubernur, massa yang datang menggunakan ratusan sepeda motor menyampaikan orasi secara bergantian sambil membentangkan spanduk dan poster berisi kecaman terkait rencana pembangunan tol tersebut. "Tol tengah kota adalah bentuk penindasan. Gubernur terbukti tak berpihak pada rakyat karena tega menggusur rakyatnya sendiri," kata koordinator aksi, Jayus Salam.
Menurut Jayus, kemacetan Surabaya tak bisa diselesaikan hanya dengan tol tengah kota. Buktinya, meski Jakarta memiliki jalan tol dalam kota, tetap saja terjadi kemacetan. Karena itu, Jayus mendesak pemerintah lebih memilih opsi lain, yakni memperlebar jalan-jalan alternatif serta membangun jalan baru di pinggir Kota Surabaya.
Jayus juga menolak opsi yang pernah ditawarkan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, yakni tol tengah kota akan dibangun di atas sungai. "Intinya, akan tetap kami tolak. Meski di atas sungai, tapi tetap saja akan menggusur rumah-rumah warga di bantaran sungai," ujar Jayus.
Dari depan kantor gubernur, massa melanjutkan aksinya ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur di Jalan Indrapura, Surabaya. Massa mengecam DPRD yang menyetujui rencana pembangunan tol tengah kota.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo telah menjelaskan ihwal opsi pembangunan tol akan dilakukan di atas sungai. "Langkah ini untuk mengantisipasi penolakan warga yang khawatir rumahnya digusur,” kata Soekarwo.
Jalan tol sepanjang 23,5 kilometer itu akan dibangun mulai dari kawasan Waru memanjang di atas Jalan Ahmad Yani. Kemudian dari Jalan Ahmad Yani hingga Wonokromo dibangun di atas Kali Mas.
FATKHURROCHMAN TAUFIQ