TEMPO.CO, Madiun - Sekitar 500 pengurus dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Madiun turun ke jalan berdemonstrasi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Selasa, 27 Maret 2012.
Untuk meredam kemungkinan rusuh, massa dihibur dengan kesenian reog dan dangdut. “Pihak PDI Perjuangan memang sengaja memberi hiburan untuk meredam aksi anarkistis dan agar demo berjalan tertib,” ujar Ketua DPRD Kabupaten Madiun, Riestu Y. Nugroho, yang juga Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Madiun.
Ratusan orang mulai berdatangan dari seluruh pengurus DPC dan Pengurus Anak Cabang (PAC) serta simpatisan. Massa menggelar orasi di halaman gedung DPRD yang berada di Jalan Raya Surabaya-Madiun, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun.
“PDI Perjuangan menolak kenaikan harga BBM karena bisa menyengsarakan rakyat kecil,” kata salah satu aktivis PDI Perjuangan, Subari.
Di sela-sela orasi massa dihibur kesenian reog. Tak hanya itu, dua penyanyi berpakaian seksi juga beraksi dan berjoget bersama. Sejumlah anggota DPRD juga ikut menyumbangkan suaranya dan berjoget bersama. Ratusan aparat kepolisian Resor Madiun dan Kepolisian Sektor Mejayan dikerahkan untuk mengamankan demonstrasi.
Sekitar 15 orang perwakilan massa PDI Perjuangan akhirnya diterima pimpinan DPRD untuk menyampaikan aspirasinya. Hingga siang ini perwakilan massa dan pimpinan DPRD masih melakukan pertemuan di salah satu ruang rapat DPRD setempat.
ISHOMUDDIN
Berita terkait:
Dua Sisi Megawati Soal Harga BBM
Jakarta Terancam Siaga I, Demo Besar
Kenaikan Harga BBM Disepakati
Ini Alasan Pemerintah Menaikkan Harga BBM
Mendagri: Pejabat Pimpin Demo Bisa Dipecat
SBY Perintahkan Polisi Antisipasi Demo Anti-BBM
Siapa Saja Peserta Demo di Jakarta Hari Ini?