TEMPO.CO, Jakarta -Terdakwa kasus suap Wisma Atlet, M. Nazaruddin, kembali mengungkap peran Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam proyek pembangunan kompleks olahraga Hambalang di Sentul, Jawa Barat. Menurut Nazar, Anaslah yang berinisiatif mendorong agar proyek senilai Rp 1,2 triliun cepat terlaksana.
"Hambalang titipan utama Ketua Fraksi," kata dia saat diperiksa sebagai terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu 28 Maret 2012. Yang dimaksud Nazar adalah Ketua Fraksi Demokrat di DPR yang saat itu dijabat Anas Urbaningrum.
Nazar mengaku proyek Hambalang sempat dibahas dalam pertemuan di Kementerian Pemuda dan Olahraga, Januari 2010. Selain dirinya, yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Ketua Komisi Olahraga Dewan Perwakilan Rakyat Mahyuddin, Koordinator Anggaran Komisi Olahraga Angelina Sondakh, dan Sekretaris Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam.
Pertemuan itu, kata Nazar, digelar atas instruksi Anas yang saat itu masih menjabat Ketua Fraksi Demokrat di DPR. Adapun yang mengatur pertemuan adalah Angelina dan Mahyuddin. "Pertemuan itu adalah perintah ketua fraksi agar ada komunikasi yang baik antara Menpora dan Komisi Olahraga terkait dengan proyek Pak Anas, yakni Hambalang," ujarnya.
Menurut Nazar, yang saat itu hadir dalam kapasitasnya sebagai Bendahara Fraksi Demokrat di DPR, dirinya tak terlalu banyak bicara dalam pertemuan. Berbeda dengan Angelina dan Mahyuddin, yang aktif memberi pemaparan di depan Menpora.
Adapun Andi disebut Nazar bicara banyak, tapi tidak spesifik menyebut proyek. Andi memaparkan mengenai harapan Kementerian beberapa tahun ke depan.
Proyek Hambalang, menurut Nazar, memang jadi perhatian Anas sejak awal. Ia mengaku saat di Senayan pernah dipanggil Anas untuk membicarakan proyek tersebut. "Saya dipanggil ke ruangannya, bicara program yang tertunda tiga tahun karena ada hambatan. Makanya diharapkan Menpora membantu program ini agar segera jalan," ujarnya.
ISMA SAVITRI