TEMPO.CO, Jakarta -Jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi mengaku baru mengetahui Muhammad Nazaruddin mempunyai perusahaan minyak di Dubai, Uni Emirat Arab. Terdakwa kasus suap Wisma Atlet Jakabaring itu menyampaikan di sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta dirinya mendapat transferan dana dari Dubai selama di pelarian.
"Terkait harta Nazarudddin di luar negeri itu saya baru tahu. Ini jadi informasi baru buat kami," kata Jaksa Penuntut Umum Anang Supriatna, saat ditemui seusai sidang, Rabu 28 Maret 2012.
Anang mengatakan sepengetahuan pihak tim jaksa hampir seluruh harta Nazar dan sang istri, Neneng Sri Wahyuni, di Indonesia sudah diblokir KPK. Namun untuk aset Nazar di luar negeri, diakui Anang tak mudah untuk memblokirnya.
Menarik aset seseorang yang diduga didapat dari hasil tindak pidana, jelasnya, harus melalui prosedur mutual legal assistance (MLA). "Kalau berkaitan dengan aset di luar negeri kan pasti harus melalui MLA. Dan enggak semudah itu menarik aset seseorang di luar negeri," ujarnya.
Dalam sidang, Nazar mengungkap rahasia mengapa dirinya bisa bertahan hidup selama masa pelarian di luar negeri, sejak 23 Mei 2011 hingga 7 Agustus 2011. Menurut Nazar, pada periode itu ia mendapat transferan duit dari sebuah perusahaan minyak di Dubai.
Dengan duit itulah, kata Nazar, ia menyewa jet pribadi yang bisa mengantarkannya berkunjung ke sejumlah negara. "Saya (punya saham di perusahaan minyak di Dubai) sejak 2007 sampai sekarang. Sekarang kan saya ditahan, (maka) saya hanya berposisi sebagai pemegang saham, tidak komisaris, dan tidak direktur," kata Nazar.
Nazar mengaku, seluruh aset miliknya dan sang istri, Neneng Sri Wahyuni, yang berada di Indonesia memang sudah diblokir Komisi Pemberantasan Korupsi. Namun tidak demikian dengan hartanya yang disimpan atau dikelola di luar negeri.
Adapun saat ditanya total nilai hartanya oleh hakim anggota Herdi Agusten, Nazar menyebut dirinya berharta Rp 300 miliar. Nilai itu yang dicatatkan Nazar dalam laporan harta kekayaan pejabat negara KPK pada 2010.
ISMA SAVITRI