Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demonstrasi Baik untuk Kesehatan

image-gnews
Aksi dorong mendorong massa dengan aparat kepolisian  dalam demonstrasi tolak kenaikan Bahan bakar minyak di depan Istana Negara Jakarta (12/03). Dalam aksi ini aparat kepolisian melakukan pembubaran karena sudah melewati batas waktu untuk melakukan keramaian. TEMPO/Amston Probel
Aksi dorong mendorong massa dengan aparat kepolisian dalam demonstrasi tolak kenaikan Bahan bakar minyak di depan Istana Negara Jakarta (12/03). Dalam aksi ini aparat kepolisian melakukan pembubaran karena sudah melewati batas waktu untuk melakukan keramaian. TEMPO/Amston Probel
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta — Musim aksi demonstrasi telah tiba. Gara-garanya, pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak. Tak hanya di Jakarta, aksi menentang rencana kenaikan BBM itu terjadi hampir di seluruh kota besar di Indonesia.

Terlepas dari soal isu yang dibahas, dokter Ari Fahrial Syam, praktisi kesehatan di Ibu Kota yang menekuni masalah gastroenterologi (ilmu tentang gangguan dan penyakit saluran pencernaan), memberikan tinjauan berkaitan dengan aksi-aksi demonstrasi yang marak belakangan. Menurut dia, aksi demonstrasi bermanfaat untuk kesehatan, baik psikis maupun fisik si pelaku demonstrasi.

"Dari segi psikis, sebenarnya orang yang berdemo sedang melakukan upaya perlawanan atas hal yang tidak diinginkan," kata Ari kepada Tempo, Kamis, 29 Maret 2012. Melalui demo, mereka mendapatkan penyaluran atas sesuatu yang tidak diharapkan. Para demonstran akan merasa puas lantaran uneg-uneg yang diinginkan sudah disampaikan dan disalurkan. "Terlepas, apakah yang disampaikan tersebut disetujui atau tidak oleh pemegang kebijakan," katanya.

Dengan turun ke jalan, berteriak, bernyanyi, atau melakukan berbagai hal untuk menunjukkan ekspresi protes terhadap sesuatu yang tidak diinginkan, itu semua bisa menjadi penyaluran atau ventilasi atas ketidaksukaan yang ada di dalam diri para demonstran. Beratnya kehidupan sehari-hari bisa terlupakan sesaat saat mereka melakukan demonstrasi, berteriak dan bernyanyi. Orang yang melakukan demo, kata Ari, "Juga akan merasa puas karena telah menyampaikan keinginannya walaupun hanya dengan turun ke jalan."

Dari segi manfaat fisik, apabila demo tersebut dilakukan dengan cara berjalan kaki dari satu tempat ke tempat yang lain, ia melanjutkan, hal itu merupakan salah satu latihan (exercise) yang baik. Aktivitas jalan kaki juga potensial untuk membuang kalori dan akan bermanfaat bagi kesehatan sesaat. "Yang ideal, aktivitas jalan kaki tersebut seharusnya dilakukan secara rutin," kata Ari.

Meskipun ada sejumlah manfaat bagi kesehatan, menurut Ari, demostrasi juga bisa membawa dampak negatif. Salah satunya, para demonstran yang turun ke jalan berisiko mengalami dehidrasi, baik berupa kekurangan cairan maupun elektrolit. Oleh karena itu, bagi para demonstran yang berjalan kaki, berteriak atau bernyanyi, mereka harus tetap menjaga asupan minumnya.

Minum yang cukup penting dilakukan untuk mencegah agar jangan sampai tubuh kekurangan cairan. Apalagi jika demonstrasi dilakukan pada saat cuaca panas seperti cuaca Jakarta hari ini. "Para demonstran akan berkeringat dan bisa kekurangan cairan dan elektrolit," kata Ari, "Saat kondisi tubuh seperti itu, mereka harus tetap mengonsumsi cairan, terutama cairan yang berelektrolit."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dehidrasi perlu dihindari karena kondisi tersebut akan membuat orang menjadi lebih sensitif dan emosinya menjadi tidak terkendali. Selain itu, dehidrasi juga bisa membuat seseorang susah berpikir jernih. Dehidrasi juga bisa membuat seseorang mengalami pusing. Bahkan, jika kondisi dehidrasi bertambah berat bisa berakibat fatal, orang bisa pingsan atau menyebabkan kematian. Oleh karena itu, kata Ari, "Para demonstran harus mencegah agar tak sampai dehidrasi."

Masalah lain, lantaran saat berdemonstrasi para demonstran berteriak-teriak, hal itu bisa menyebabkan tenggorokan kering dan mengalami iritasi. Agar tak menyebabkan masalah serius, lagi-lagi, para demonstran dianjurkan untuk tetap minum, dan diusahakan jangan menenggak minuman dingin.

"Upaya mencegah dehidrasi bukan hanya untuk demonstran, tetapi juga berlaku untuk para petugas yang sedang mengamankan aksi tersebut," kata Ari. Upaya simpatik, menurut dia, dapat dilakukan dari kedua belah pihak, baik pendemo maupun petugas, yakni dengan saling berbagi minuman.

"Tentu, kita semua berharap agar demonstrasi yang sekarang marak terjadi berjalan damai," kata Ari. Agar tak terjadi dehidrasi, ia mengingatkan, "Para demonstran dan petugas hendaknya tetap menjaga kesehatan dengan memperhatikan minumnya."

DWI WIYANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

5 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

5 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

5 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.


Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

5 hari lalu

Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat arah Harmoni dan Balai Kota mulai ditutup, pada Jumat pagi, 19 April 2024, imbas dilakukan jelang aksi demonstasi di Mahkamah Konstitusi perihal putusan sengketa Pilpres 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.
Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).


Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

6 hari lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK


Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

34 hari lalu

Suasana di sekitar Gedung Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024, Kamis, 21 Maret 2024. Pembatas di Jalan Imam Bonjol yang mengarah ke Gedung KPU sudah dibuka pukul 14.25 WIB. TEMPO/Defara
Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.


Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

34 hari lalu

Wakil presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla (kiri) didampingi tokoh muslim Indonesia, Din Syamsuddin saat memberikan keterangan dalam acara konferensi pers Tokoh Bangsa di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2024. Dalam konferensi pers tersebut tokoh bangsa yang terdiri dari Wakil Presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla, tokoh muslim Indonesia Din Syamsuddin, pendeta Kristen Sherphard Supit dan para akademisi menyinggung soal politisasi bansos, serta menyuarakan gerakan pemilu jujur dan adil. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang


Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

35 hari lalu

Pakar hukum tata negara Refly Harun berorasi di depan kantor KPU RI saat demonstrasi menolak hasil Pemilu 2024 di Jakarta Pusat, 20 Maret 2024. Tempo/Eka Yudha Saputra
Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

Refly Harun mendesak massa untuk menolak hasil Pemilu 2024.


16 Orang Ditangkap saat Demonstrasi di DPR dan KPU, Ini Penjelasan Polres Metro Jakpus

35 hari lalu

Ilustrasi demo/unjuk rasa. Toulousestreet.com
16 Orang Ditangkap saat Demonstrasi di DPR dan KPU, Ini Penjelasan Polres Metro Jakpus

Menurut Humas Polres Metro Jakarta Pusat, aksi demonstrasi di DPR semalam berujung anarkis.


Rangkaian Demo di Gedung DPR Sejak Awal Maret, Muncul Spanduk: Pecat Jokowi Tanpa Pesangon

35 hari lalu

Massa dari berbagai elemen menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Dalm aksi tersebut mereka mendesak kepada DPR RI untuk menggunakan hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan Pemilu 2024 sekaligus rasa keprihatinan maraknya nepotisme dan ancaman matinya demokrasi. TEMPO/M Taufan Rengganis
Rangkaian Demo di Gedung DPR Sejak Awal Maret, Muncul Spanduk: Pecat Jokowi Tanpa Pesangon

Sejak awal Maret 2024, Gedung DPR beberapa kali menjadi tempat unjuk rasa terkait politik dinasti, pemakzulan Jokowi, Pemilu 2024. Ini rangkaiannya.