TEMPO.CO, Bekasi - Karena mendapat penolakan keras dari sopir minibus, pengoperasian bus pengumpan atau feeder busway Bekasi-Jakarta ditunda sampai waktu yang belum ditentukan.
Keputusan tersebut diambil dalam rapat bersama Dinas Perhubungan, Organisasi Angkutan Daerah (Organda), dan Polres Metropolitan Bekasi Kota pada Rabu malam, 28 Maret 2012.
Dalam pertemuan tersebut disepakati untuk memenuhi tuntutan para sopir dan kernet minibus yang menolak keras kehadiran bus pengumpan karena mengambil penumpang mereka. Jalur tempuh dua jenis armada tersebut sama, dari terminal Pulogadung, lewat tol Cakung, ke ruas Jakarta-Cikampek, keluar tol Bekasi Timur, Jalan Chairil Anwar, Jalan Cut Meutia, ke terminal Bekasi.
“Ditunda dulu, Dinas Perhubungan akan melakukan pendekatan kepada para sopir karena bus pengumpan ini sudah diresmikan,” kata Kepala Bidang Angkutan Erwin kepada wartawan di Bekasi, Kamis 29 Maret 2012.
Ketua Organda Kota Bekasi Indra Gunawan mengatakan pengusaha menolak kehadiran bus pengumpan yang beroperasi di Kota Bekasi karena mematikan lahan rezeki sopir dan kernet minibus yang beroperasi di jalur yang sama.
Indra meminta tuntutan pengusaha minibus jurusan Pulogadung-Bekasi-Karawang itu dikabulkan agar tidak terjadi benturan di jalanan. “Dari awal saya menyangsikan bahkan menolak adanya bus pengumpan Bekasi-Jakarta,” katanya.
Sehari sebelumnya, puluhan sopir dan kernet minibus memblokir jalan masuk terminal Bekasi ketika Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, hendak meresmikan bus pengumpan. Fauzi sempat datang ke Bekasi menumpang bus pertama yang beroperasi. Rencananya, bus pengumpan beroperasi di dua jalur, selain ke Pulogadung, juga ke terminal Kampung Rambutan.
Selain terminal, puluhan sopir minibus menutup ruas Jalan Chairil Anwar. Koordinator Kelompok Unit Kerja armada minibus Seroja Tarigan mengatakan pengoperasian bus pengumpan akan mengurangi penghasilan pengusaha dan sopir.
“Sebelum bus pengumpan beroperasi sopir masih bisa mengantongi uang Rp 50 ribu sehari untuk dibawa pulang ke rumah. Kalau bus pengumpan ada bisa hilang pendapatan mereka,” kata dia.
Bus penumpang muncul dengan harapan mampu memecah kemacetan di ruas jalan raya jalur Bekasi-Jakarta. Sejak 2010 lalu, jumlah perjalanan komuter dari Jakarta menuju Bekasi terus meningkat sebesar 1,6 kali dibanding jumlah perjalanan 2002, atau dari 262.000 perjalanan per hari menjadi 423.000 perjalanan per hari.
Komposisinya, sepeda motor paling banyak mencapai 216.153 perjalanan atau 51,10 persen per hari, kemudian mobil pribadi 123.093 perjalanan (29,10 persen), angkutan umum atau bus 68.949 perjalanan (16,30 persen), kereta api sebanyak 13.113 perjalanan (3,10 persen), dan lainnya 1.692 perjalanan (0,40 persen).
HAMLUDDIN
Berita terkait
Busway ke Bekasi Hari Ini Beroperasi
Busway Jakarta-Bekasi Lebih Cepat, Lebih Nyaman
Ini Rute Bus Feeder Jakarta-Bekasi
Fauzi Bowo Resmikan Busway ke Bekasi