TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia adalah negara yang penduduknya paling banyak menggunakan sistem listrik prabayar. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat, 4,7 juta konsumen memakai kartu prabayar, disusul Afrika 4,5 juta. Padahal sistem ini baru diperkenalkan pada 2006 di Tanah Air.
Seluruh konsumen di Kabupaten Jaya Wijaya, Papua, misalnya, telah menggunakan sistem listrik prabayar. "Wilayah ini menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain," kata Direktur Operasi Indonesia Timur PLN, Vickner Sinaga, di Jakarta, Kamis 29 Maret 2012.
Menurut Vickner, karakter penduduk Jaya Wijaya lebih terbuka. Mereka lebih mudah menerima dan diyakinkan. Dengan menggunakan prabayar, kata dia, pelanggan tidak repot dengan biaya tagihan yang besarnya tidak berbeda dengan pasca bayar.
Sebelumnya juru bicara PLN Wilayah Papua, Darmawan Uloli, mengungkapkan Kota Wamena menjadi kota pertama di Papua yang menggunakan listrik prabayar. Di sana ada sekitar 4-5 ribu pelanggan, lebih sedikit dibandingkan Kota Timika dan Jayapura.
Darmawan mengatakan bahwa penggunaan listrik prabayar di Wamena itu bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Ia berharap, dengan memakai sistem prabayar, masyarakat di wilayah tersebut bisa lebih menghemat karena bisa menggontrol pemakaian listriknya.
Listrik prabayar merupakan pelayanan PLN dalam menjual listrik dengan cara pelanggan membayar di awal. Seperti pulsa prabayar yang lebih akrab dikenal di kalangan pengguna seluler. Dengan prabayar, keluhan soal kesalahan petugas membaca meteran dan juga soal pemadaman listrik akibat pelanggan telat bayar dapat diminimalkan.
RINA WIDIASTUTI