TEMPO.CO, Makassar- Bentrokan yang terjadi antar mahasiswa, yang sedang berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak, dengan polisi di depan Kampus Universitas 45, Jalan Urip Sumoharjjo, Makassar, berlangsung selama empat jam, Jumat, 30 Maret 2012, malam. Bentrokan ini mereda setelah polisi mundur guna mengantisipasi jatuhnya korban.
Bentrokan tersebut terjadi pukul 18.00 Wita. Peristiwa ini berawal ketika puluhan mahasiswa yang diduga berasal dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) menutup jalan di pertigaan Urip Sumoharjo, Andi Pangera Pettarani dan Tol Reformasi dengan menggelar orasi.
Mahasiswa lalu melempari polisi dengan batu dan bomo molotov dari atas jembatan layang. Tindakan ini dibalas polisi dengan melakukan pengejaran. Aksi kembali memanas setelah sekitar 300 mahasiswa yang diduga berasal dari dari Universitas 45 ikut bergabung.
Situasi memanas, karena mahasiswa juga melontarkan anak panah. Polisi membalasnya dengan melepas gas air mata dan semprotan air dari water canon.
Sedikitnya empat warga menderita menderita luka cukup serius, termasuk seorang anggota TNI AD Prajurit Kepala Waris, yang terkena anak panah di bagian pelipis kiri dan Nurzul Ramadhan, yang terkena anak panah di paha. Mereka saat itu sedang menonton unjuk rasa.
Warga sekitar Jalan Urip Sumoharjo ikut membantu polisi melawan mahasiswa. Perang batu terus berlangsung sampai akhirnya polisi ditarik mundur. “Pasukan ditarik mundur karena kami tak menginginkan ada korban jiwa,”kata Kepala Polisi Resort Kota Besar Makassar, Komisaris Besar Erwin Triwanto.
ARDIANSYAH RAZAK BAKRI