TEMPO.CO, Jakarta - Mengakhiri transaksi pekan ini rupiah berhasil menguat mengikuti kenaikan indeks saham bursa domestik. Ditengah maraknya aksi demo menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), rupiah justru terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Ditransaksi pasar uang har ini rupiah ditutup menguat 12 poin (0,13 persen) posisi 9.153 per dolar AS. Terdepresiasinya dolar AS terhadap mata uang utama dan berdampak menguatnya mata uang regional mampu dimanfaatkan oleh rupiah untuk menguat di akhir pekan ini.
Pengamat pasar uang Lindawati Susanto menjelaskan, membaiknya situasi global seiring membaiknya data ekonomi AS, dan meredanya kekhawatiran Eropa memberikan dukungan bagi rupiah untuk menguat. Dolar AS yang melemah terhadap mata uang rival utamanya membuka ruang bagi apresiasi rupiah.
Apresiasi rupiah juga tidak terlepas dari upaya Bank Indonesia yang tetap menjaga mata uangnya dipasar. Hal ini yang membuat rupiah mampu bertahan dibawah level 9.200 disaat banyaknya aksi demo menentang kenaikan harga BBM. “Namun, bank sentral sifatnya hanya untuk berjaga – jaga,” kata Lindawati.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama sore ini turun cukup dalam sebesar 0,382 poin (0,48 persen) ke level 78,975. Euro menguat 0,34 persen menjadi US$ 1,3347, poundsterling naik 0,29 persen menjadi US$ 1,6006, serta yen terapresiasi 0,52 persen menjadi 82,03 per dolar AS seiring meningkatnya permintaan yen menjelang tutup buku di Jepang pada bulan Maret.
Dari kawasan regional, dolar Singapura terapresiasi 0,16 persen, won Korea Selatan naik 0,62 persen, peso Philipina menguat 0,27 persen, ringgit Malaysia naik 0,32 persen, serta bath Thailand juga menguat 0,19 persen.
VIVA B. KUSNANDAR