TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih selama 2011 sebesar Rp 5,93 triliun. Laba bersih perusahaan ini menurun 5,2 persen dari perolehan laba bersih pada 2010 sebesar Rp 6,24 triliun.
Turunnya laba bersih untuk periode 2011 ini disebabkan oleh penurunan pendapatan usaha pada tahun lalu sebanyak 1,01 persen menjadi sebesar Rp 19,57 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 19,77 triliun. Begitu pula dengan laba operasi yang turun 14,51 persen dari Rp 9,03 triliun menjadi Rp 7,72 triliun.
Kinerja keuangan PGN yang memburuk ini dipengaruhi oleh turunnya volume penyaluran distribusi dan peningkatan beban pokok serta beban operasi.
Beban pokok meningkat karena kenaikan harga beli gas dari perpanjangan kontrak dan kontrak gas baru. Sepanjang 2011, pencapaian kinerja keuangan PGN diperoleh dari hasil volume penjualan gas pada usaha distribusi sebesar 795 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD).
Sementara itu, fluktuasi volume pengaliran gas dari pemasok gas PGN juga mengalami penurunan dari sebesar 824 MMSCFD di 2010.
Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengakui pasokan yang diterima perusahaan sepanjang tahun lalu mengalami fluktuasi.
"Kebijakan terkait prioritas alokasi gas bumi bagi domestik dan kegiatan perawatan di sisi hulu secara signifikan mempengaruhi pengaliran gas bagi pelanggan," ujar dia dalam siaran pers, Jumat 30 Maret 2012.
Untuk meningkatkan kinerja, perusahaan berupaya menambah produksi gas bumi nasional dan penyalurannya untuk memenuhi kebutuhan gas di dalam negeri.
Salah satunya adalah dengan melakukan negosiasi dengan pemasok. "Termasuk upaya untuk mendapatkan keekonomian harga di semua pihak," kata dia.
SUTJI DECILYA