TEMPO.CO, San Pedro Sula - Sedikitnya 18 orang dikabarkan tewas akibat tawuran antar-narapidana di bui San Pedro Sula, Honduras bagian utara. Demikian terangan otoritas setempat, Kamis, 29 Maret 2012.
Dalam aksi tawuran itu, para begundal di penjara San Pedro Sula, kota terbesar kedua di Honduras, menggunakan berbagai senjata, belati, dan parang untuk menyerang lawan mereka. Perkelahian itu kian keras saat api menyebar ke berbagai sudut penjara dan menyebabkan dua tahanan tewas seketika.
Kerusuhan ini berlangsung enam pekan setelah kebakaran di penjara lain di Honduras menewaskan 361 narapidana.
Kepala pasukan pemadam kebakaran nasional, Alfonso Medina, mengatakan jumlah korban meninggal bakal bertambah sebab salah satu blok penjara masih dikuasai oleh sejumlah narapidana yang memiliki granat.
Yair Mesa, Komisioner Polisi San Pedro Sula, menjelaskan saat ini kerusuhan sudah bisa dikendalikan oleh aparat. "Para pelaku kekerasan dengan suka rela meletakkan senjata dan kami tak perlu melepaskan tembakan," ujarnya.
Menurut dia, hampir seluruh korban tewas diduga terkena sambaran api dan menghirup racun oksigen. Namun, penyebab kematian mereka belum diketahui dan masih dalam penyelidikan. Seluruh kondisi mayat dalam keadaan hangus terbakar.
San Pedro Sula dipercaya sebagai salah satu kota di Honduras yang paling berbahaya karena memiliki tingkat pembunuhan tertinggi di dunia. Pada 2007 lalu, sebuah kebakaran menimpa penjara di San Pedro Sula sehingga mengakibatkan 107 narapidana tewas. Menurut International Centre for Prison Studies di London, 38 persen rumah tahanan di Honduras dibangun dengan sistem seperti pembangunan rumah.
Koresponden BBC untuk Amerika Latin, Will Grant, melaporkan kondisi penjara di Honduras sesungguhnya tak memungkinkan untuk hunian narapidana. Selain desainnya mirip rumah, juga tak memadai untuk menerima 13 ribu napi karena rutan di sana disiapkan untuk 8.000 napi. Pemerintah Honduras berjanji akan segera mereformasi seluruh penjara.
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL