TEMPO.CO, Jakarta - Harga bahan bakar minyak (BBM) batal naik serta rendahnya inflasi bulan Maret kemarin membuat kecemasan akan inflasi mereda. Walhasil, rupiah berhasil melanjutkan apresiasinya terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Dipasar uang hari ini, nilai tukar rupiah ditutup menguat 13 poin (0,14 persen) ke level 9.143 per dolar AS. Terdepresiasinya dolar AS terhadap mata uang utama dunia membuat rupiah dan mata uang Asia lainnya berhasil menguat.
Pengamat pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Yohanes Ginting, mengatakan, positifnya kondisi pasar finansial global seiring membaiknya data – data ekonomi AS membuat permintaan terhadap aset – aset yang dianggap berisiko juga meningkat. Meredanya kekhawatiran kawasan Eropa dan rencana Uni Eropa akan menaikkan dana talangan, serta membaiknya data manufaktur Cina pekan lalu membuat mata uang utama dunia berhasil menguat terhadap dolar AS. Imbasnya, harga saham di bursa Asia sore ini ditutup menguat.
Investor asing yang terus melakukan pembelian saham di bursa domestik dan mencatat pembelian bersih dalam beberapa pekan terakhir mengindikasikan adanya aliran dana asing ke pasar finansial domestik. “Naiknya harga saham setidaknya mampu mendorong penguatan rupiah mendekati level 9.100 per dolar AS,” tuturnya.
Badan Pusat Statistik hari ini merilis inflasi bulan Maret 0,07 persen dan inflasi tahunan sebesar 3,97 persen. Rendahnya inflasi dan penundaan kenaikan harga BBM membuat kekhawatiran para pelaku pasar mereda sehingga investor kembali memburu saham di bursa dan indeks kembali naik hingga ke lele 4.166. Kekhawatiran terhadap inflasi dari rencana kenaikan harga BBM sempat menekan rupiah hingga diatas 9.200 per dolar AS pekan lalu.
Ditundanya kenaikan harga BBM membuat sebagian investor kecewa. Sebab inflasi akan tetap terkendali dan Bank Indonesia (BI) akan tetap mempertahankan suku bunga BI Rate dalam pertemuan Dewan Gubernur BI mendatang. “Maka imbal hasil obligasi juga akan bertahan sehingga dapat membuat investor akan menahan diri masuk ke pasar finansial domestik,” katanya.
VIVA B. KUSNANDAR