TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian meminta PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) segera merealisasikan tugasnya mengimpor gula mentah sebanyak 240 ribu ton sebelum Mei. Direktur Jenderal Perkebunan Gamal Nasir mengatakan, Mei mendatang sudah masuk musim giling tebu petani dan beberapa perusahaan BUMN.
Menurut Gamal, seharusnya gula impor itu sudah masuk Maret lalu agar bisa mulai digiling menjadi gula kristal putih sehingga siap konsumsi pada April dan pada Mei mulai disalurkan untuk kebutuhan masyarakat, terutama di Indonesia bagian timur.
Jika PT PPI tidak merealisasikan tepat waktu, maka pemerintah khawatir stok gula pada Mei tidak bisa terpenuhi. “Karena perhitungan awal dari Dewan Gula Indonesia (DGI) juga stok Mei dipenuhi dari gula impor PPI. Kalau tidak terealisasi, ya tidak ada stok lagi,” kata Gamal di Jakarta, Selasa, 3 April 2012.
Terkait sanksi terhadap PT PPI jika tidak berhasil memenuhi target itu, Gamal belum bisa memastikan bentuk sanksinya. Dia beralasan pihaknya masih menunggu kinerja PT PPI dalam importasi gula. Diharapkan, hingga April ini harus sudah ada realisasi impornya sehingga langsung menunjuk perusahaan untuk menggilingnya.
Ketua Harian Dewan Gula Indonesia (DGI) Suswono mengatakan pihaknya akan meminta pertanggungjawaban PT PPI sebagai pelaksana tugas impor gula mentah tahun ini. “Kalau waktunya mundur, PT PPI yang harus bertanggung jawab karena sudah menyanggupi semua kesepakatan dan jadwal yang ada,” ujarnya dalam kesempatan terpisah.
Menurut Suswono, yang juga Menteri Pertanian ini, PT PPI diharuskan memasukkan gula impor April ini, selanjutnya gula mentah itu digiling ke pabrik gula berbasis tebu untuk menjadi gula siap konsumsi. “Kalau memang terlambat, DGI akan bicarakan lagi dalam rapat gula bulan depan. Ini juga untuk melihat bagaimana evluasi realisasi dan stok gula,” katanya.
ROSALINA