TEMPO.CO , Jakarta:Kusno, ajudan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana buka suara terkait aksi penendangannya sipir lapas Pekanbaru. “Ini saya lakukan untuk mengantisipasi penyerangan terhadap pak Wamen,” kata dia kala dihubungi Tempo, Kamis 5 Maret 2012. “Kalau sudah terlanjur ada (Penyerangan terhadap Denny), itu namanya saya gagal.”
Menendang sipir dianggap sebagai suatu pilihan dilematis. Kusno mengaku harus menendang sipir karena menangkap ada sinyal penyerangan oleh sipir yang bertugas. “Saat dimarahin Pak Denny, ia (sipir) seakan-akan gak terima.”
Tak lama kemudian menurut Kusno, Denny berjalan menjauh dari Darso untuk segera inspeksi ke blok-blok. “Saya liat dia (Darso) jalan mengikuti Pak Denny dari belakang, jaraknya sudah sangat dekat,” katanya. “Saat itu spontan saya langsung tendang, saya takut kejadian di Cipinang terjadi.”
Menurut pengakuan Kusno, Darso yang kemudian tak terima ditendang memanggil temannya. “Temannya yang bernama Khoirul datang, ya terpaksa saya pukul dan tendang juga,” katanya.
Pada 2 April 2012 pukul 02.30 dini hari, Denny bersama tim BNN inspeksi mendadak ke Lapas Kelas IIa Pekanbaru. Mereka saat itu datang salah satunya adalah untuk memboyong 3 terduga terlibat peredaran narkoba di dalam lapas. Inspeksi mendadak Denny dan Tim BNN tak berjalan sempurna. Inspeksi berbuah kisruh. Denny disebut-sebut menampar salah satu sipir.
Denny membantah menampar. Namun dia membenarkan ada penendangan petugas Lapas Pekanbaru, dan itu dilakukan ajudannya, Kusno. Denny sempat agak kesal, Kusno menjelaskan. Alasan Denny bicara dengan nada agak marah saat bertanya kepada petugas sipir kenapa cukup lama membuka pintu. Petugas yang belakangan diketahui bernama Darso Sihombing itu beradu argumen dengan Denny.
ANANDA PUTRI
Berita Terkait
Serunya Perdebatan #tamparsipir Denny di Twitter
Denny Indrayana Jadi Tumbal?
Ujung Sepak Terjang Denny Indrayana
Denny Indrayana dan Kontroversinya
Foto Bukti Duit Dugaan Suap Dana PON
Pendukung Denny Indrayana Muncul di Facebook