TEMPO.CO , Kairo - Mantan Kepala Intelijen Mesir, Omar Suleiman, mengatakan akan mencalonkan diri sebagai presiden jika pendukungnya melengkapi dokumennya dalam sehari. Ia merupakan salah satu sekutu pemimpin terguling Husni Mubarak.
Suleiman, 74 tahun, menjabat selama bertahun-tahun sebagai kepala intelijen militer dan Badan Intelijen Umum. Mubarak menjadikannya Wakil Presiden pada Januari tahun lalu saat demonstrasi besar-besaran melanda negeri itu dan berusaha mentransfer kekuasaan kepadanya.
Dalam pernyataan yang diedarkan oleh pembantu kampanyenya, Suleiman mengatakan permintaan publik telah meyakinkannya untuk maju. Setidaknya, diperlukan 30.000 pendukung untuk pencalonannya.
"Saya prajurit dan tak pernah melanggar perintah. Jika Anda semua memerintahkan saya maju (dalam pencalonan), saya akan maju," katanya.
Pada hari Rabu dia telah menegaskan tidak akan mencalonkan diri. Namun ratusan pendukung Suleiman menggelar unjuk rasa di Kairo pada Jumat membawa spanduk bertulisan, "Suleiman, Selamatkan Mesir" dan "Kami tidak ingin kelompok Islam".
Sebelumnya, pada Jumat, ribuan pendukung Hazem Salah Abu Ismail yang berhaluan Salafi garis keras berdemonstrasi menentang apa yang mereka sebut satu komplotan resmi untuk menghentikan syekh ultrakonservatif dari pemilihan presiden. Abu Ismail telah muncul sebagai salah satu kandidat. Namun komisi pemilihan mengatakan, Kamis, sedang memeriksa informasi ibunya memiliki paspor AS, yang berpotensi mendiskualifikasinya.
Popularitasnya telah mengundang kekhawatiran kubu sekuler Mesir. Kelompok Islam kini menguasai majelis.
TRIP B | AP