TEMPO.CO, Bandung - Anak-anak dan sekelompok remaja asal India menjerit tiap kali kereta kecil yang mereka tumpangi meluncur deras di kelokan menurun. Wahana permainan Ulat Gila itu tak berada di India, tapi di Jalan Sirnagalih 15, daerah Karang Setra. Tepatnya di arena bermain Bandung Carnival Land.
Wahana Mangkok Tsunami di sebelahnya tak kalah seru. Siapa pun yang naik ke dalamnya akan diputar-putar. Posisi duduk tak akan pernah setenang naik komidi putar. Kadang putaran cepatnya seperti ingin melempar tubuh ke segala penjuru angin. Tapi tenang, di tengah mangkuk ada pegangan besi berbentuk kemudi yang statis dan tubuh diikat tali pengaman seperti ketika naik mobil. Selesai permainan, kepala dijamin bakal agak pusing.
Baca Juga:
Tempat permainan yang kini berusia setahun itu berada di samping kolam renang Karang Setra. Buka setiap hari mulai pukul 12 siang hingga 10 malam, ada belasan wahana yang bisa dicicipi.
Dekat pintu masuk sebelah kiri, arena Bom-bom Car khusus balita dan Mobil Gila untuk dewasa bersanding. Disebut Mobil Gila karena memang cukup berbahaya jika dua mobil atau lebih saling ditabrakkan dengan gas penuh. Selain membuat bokong terangkat, tulang dengkul juga bisa menghantam besi di bawah kemudi.
Di bagian tengah arena, anak-anak bisa bermain trampolin seluas lapangan badminton. Karcisnya Rp 10 ribu, di luar harga tiket terusan Rp 30 ribu di hari kerja atau Rp 40 ribu di akhir pekan. Loketnya berada di depan pintu masuk. Tiketnya berupa kertas panjang yang dililit di pergelangan tangan. Tiap kali pemain masuk wahana, petugas akan menandai kertasnya dengan spidol.
“Boleh naik tiap wahana maksimal dua kali saja,” kata seorang petugas jaga kepada Tempo, Sabtu, 7 April 2012.
Wahana Kursi Terbang dan Buah Terbang hampir serupa. Mesin akan memutar dan mengangkat penumpangnya ke udara sekitar 3-5 menit. Dan kalau mau melihat seluruh arena dari atas seperti burung, cobalah naik Sepeda Udara.
Kendaraan itu mirip sepeda air di kolam taman hiburan, lengkap dengan kap atas. Dua kursi penumpangnya berdampingan dengan masing-masing sepasang pedal dan satu kemudi di tengah. Setir itu bukan sekadar pegangan, melainkan bisa diputar hingga 360 derajat. Jadi, sambil berjalan di atas rel kecil dan melewati pepohonan pinus yang menjulang, penumpang bisa ikut berputar ke segala arah.
Pedalnya ringan. Pada beberapa ruas menurun, sepeda bisa mengandalkan gaya gravitasi atau bergerak sendiri tanpa dikayuh. Jalur rel sekitar 100 meter yang memutar itu punya ketinggian beragam, mulai dari 5 meter hingga belasan meter dari tanah. Buat yang ingin membunuh rasa takut di ketinggian, sensasi permainan ini sungguh mendebarkan. Begitu pula jika ada yang berani masuk ke Rumah Hantu.
Seorang pengunjung, Metty, mengatakan wahana bermain itu perlu ditambah. “Biar enggak bosan dan mainnya lebih puas,” katanya. Karena hampir semua wahana berada di tempat terbuka, perlu cuaca yang bersahabat juga kalau mau ke sana.
ANWAR SISWADI