TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional, Teguh Juwarno, mengatakan bahwa partainya ingin agar voting RUU Pemilu soal empat isu krusial divoting secara paket. PAN melihat empat masalah ini tak bisa dilepaskan secara satu persatu. "Kami melihat voting seharusnya dipaketkan saja karena memang kami melihat ini, kan, saling terkait satu sama lain," ujarnya kepada wartawan di gedung DPR, Senin, 9 April 2012.
Sampai saat ini, DPR belum juga menyelesaikan RUU Pemilu. Empat masalah krusial masih menjadi perdebatan sengit di DPR. Padahal, pembahasan RUU Pemilu sudah memasuki masa-masa akhir. Empat isu krusial itu adalah soal sistem pemilu, ambang batas parlemen, alokasi kursi per dapil, serta mekanisme konversi suara menjadi kursi.
Menurut Teguh, dari keempat isu ini baru soal alokasi kursi perdapil yang sudah disepakati oleh partai-partai koalisi. Adapun soal ketiga isu lainnya masih belum ada kesepakatan. "Karena itu, kemungkinan tiga isu itu yang akan dibuat paketnya seperti apa," ujarnya.
PAN, lanjutnya, sejauh ini masih mengusung sistem proporsional terbuka dengan ambang batas sebesar tiga persen. Sementara soal mekanisme konversi suara, PAN lebih memilih metode kuota.
Soal ambang batas, menurutnya, kemungkinan besar masih dapat dikompromikan. Dengan tawaran tiga dan empat persen, Teguh berharap fraksi-fraksi di DPR dapat saling membuka ruang negosiasi untuk menemukan titik temu. "Saya kira kalau nanti ketemu di tiga setengah persen," ujarnya.
Soal paket, dengan banyaknya tawaran, Teguh berpendapat bisa mengerucut di dua paket. Secara kasar, ia memperkirakan saat ini ada empat paket yang bisa ditawarkan dan bisa dikerucutkan lagi. "Dari empat itu saya pikir bisa dikerucutkan menjadi dua untuk dibawa ke paripurna," ujarnya.
FEBRIYAN